1. Step

4.9K 878 191
                                    

Ia lebih sulit dari yang kubayangkan,
Salah langkah, justru membuatnya menjauh.

---- Menos ----

---- Menos ----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr:pinterest
 

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa jam yang lalu. Seluruh murid telah meninggalkan sekolah, tentunya.

Siapapun pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk berehat di rumah.

Bersantai diatas sofa yang empuk, membersihkan diri dibawah guyuran shower, atau istirahat di kasur yang menjadi pacar setia kala tidur.

Hanya Aku dengan segelintir kebodohan yang membuat Ku kembali memasuki pekarangan sekolah.

Sepulang sekolah, Kelompok kami mengerjakan proyek seni di kelas. Aku memasukan ponsel ku didalam laci meja agar tak mengganggu kinerja kami.

Dan sekarang aku meninggalkan nya sendirian.

Langit terlihat mulai menggelap, begitu juga dengan koridor kelas yang minim penerangan.

Aku melangkahkan kaki ku, memasuki kelas yang sudah hampir gulita, aku tak percaya apapun yang namanya hantu.

Setelah menyusuri beberapa meja, aku sampai pada miliku.

"Untung masih ada,," gumamku pelan setelah mendapat apa yang ku cari.

Tak mau berlama-lama, aku segera pergi keluar kelas. Bergegas ke rumah, sebelum Kakak ku yang banyak omong itu menginterogasi.

Telingaku sakit mendengar ocehannya.

Sesuatu menarik perhatianku, membuat rencana awalku untuk pulang lenyap.

Atensiku menangkap sebuah siluet yang sedang berjalan tergesa-gesa. Sempat terpikirkan kalau itu Petugas Keamanan Sekolah, namun beliau tidak punya tubuh sekurus itu.

Rasa penasaran menguasai diriku, mengendalikan tungkaiku untuk mengikuti orang tersebut dalam diam dengan hati-hati, atau bisa dibilang, sekarang ini aku mengendap-endap.

Langkah yang tergesa itu perlahan terdengar teratur, menandakan ia hampir sampai pada tujuan nya. Disaat itu aku menyadari ini dekat dengan pembuangan sampah sekolah.

Aku mengambil tempat agar bisa melihat siapa gerangan orang tersebut. Dalam cahaya yang remang, aku melihat seorang siswa berpakaian olahraga dengan kaoskaki putih di kakinya.

Astaga, itu Han Jisung.

Tidak, dia tidak salah pakai baju. Seragam nya bau dan lengket, membuatnya terpaksa mengganti dengan seragam olahraga. Selama sisa pelajaran, ia juga tidak pakai sepatu.

Padahal saat ini tengah musim gugur, suhu sudah mulai dingin menjelang pergantian musim.

Aku terkesiap begitu Jisung membuka salah satu tempat sampah besar yang berjejer. Ia mengobok isi tempat penuh kotoran itu.

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang