12. At The Classroom

2.9K 573 149
                                    

Ruangan persegi bermandikan sinar oranye sang fajar, menjadi saksi bisu pertemuan antara keturunan Adam dan Hawa,
Menjadi lahan berkembangnya benih perasaan yang subur,
Mendukung kisah manis pelengkap kehidupan yang pahit.
  

---- Menos ----

---- Menos ----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. pinterest

Senja. Koridor sepi itu nampak oranye. Estetik, kalau kata anak klub fotografi.

Sekolah sudah benar-benar sunyi. Bel tanda pulang sekolah berkumandang sekitar 30 menit yang lalu. Menyisakan dua insan yang melewatkan jam pelajaran terakhir mereka.

Jisung menatap Jiyeon yang berjalan disampingnya. Gadis itu tiada hentinya menceritakan hal-hal kecil yang mampu membuat Jisung tertawa.

 
Tepatnya, semua yang ada di diri Gadis Hong itu selalu membahagiakan Jisung.

 
Hari ini, Jisung mencatat pembolosan dirinya lagi bersama Jiyeon. Bolos pelajaran yang sangat ia tunggu.

Mereka berjalan menuju ruang kelas, tas mereka masih disana. Tak lupa pula, hari ini Jisung piket kelas. Selalu. Kata kasarnya, dia adalah office boy kelas.

 

"Aku akan membantu!"

Jisung teringat akan klausa Jiyeon. Lagi-lagi, ia merepotkan gadis itu. Tapi, entah kenapa, sisi lain Jisung justru menyukainya. Semakin banyak waktu yang akan mereka habiskan bersama.

 

Ocehan Jiyeon perlahan menghilang, begitu mereka memasuki kelas. Membuat Jisung yang semula menunduk, akhirnya mengikuti arah pandang Jiyeon.

Papan tulis berwarna putih suci itu mendadak penuh dengan tinta merah terkutuk.

 
  

'Han Jisung lenyap!'

  

'Bisu! Lemah! Menjijikan!'

 

  
'Selamat masuk neraka!'

  

 

Dan sumpah serapah lain menghiasi benda persegi panjang itu.

  

Jiyeon menatap air muka Jisung dari samping. Meskipun mimik itu mengungkapkan ketenangan, Ia yakin, hati murni itu tengah bergemuruh sedih. "Akan aku hapuskan,,"

 
Kurang dari lima langkah, Jisung menarik lengan almamater Jiyeon pelan, membuat gadis itu berhenti dan menoleh. Manik hitam itu menatapnya sendu seakan memohon, 'Biar aku saja.'

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang