27. Space Between Us

1.7K 321 93
                                    

Seharusnya, parasit yang tak berguna ini tidak menaruh perasaan pada inangnya.

---- Menos ----
 

---- Menos ---- 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : pinterest

 

Sore terlihat begitu senyap, atau mungkin cuma Jisung yang merasakan seperti itu. Pemuda itu kini tengah membersihkan kelasnya, tugas wajib harian seorang Han Jisung.

  
Kelas terasa sunyi. Bukan karena seluruh murid telah meninggalkan sekolah, Jisung yakin sekali tiadanya eksistensi Hong Jiyeon adalah faktor terbesar.

Mengingat gadis itu, memori Jisung kembali memutar peristiwa memalukan yang terjadi tempo jam lalu. Jisung tak habis pikir, tak menyangka kalau Hwang Hyunjin bertindak sampai sejauh itu.
 
  
Hari ini, adalah hari yang paling memalukan bagi Jisung. Pertama kalinya, Jisung merasa ingin lenyap dari muka bumi sekarang juga.

 
Kalau Hyunjin tengah berusaha menjauhkannya dari Jiyeon, itu seratus persen berhasil. Mereka terlihat sangat canggung. Baik Jisung maupun Jiyeon, tak ada yang berani bersitatap.
 
  
Setelah bel sekolah berbunyi pun, Jiyeon buru-buru langsung keluar kelas. Padahal, biasanya gadis itu akan menghampirinya, menemaninya untuk menjalankan piket kelas.
 
 
Tapi sebetulnya, Jisung sudah menyiapkan tulisannya, agar Jiyeon segera pulang dan membiarkannya sendiri untuk saat ini.
 
 

Yah, Jisung sendiri juga belum berani untuk bertemu gadis itu. Harga dirinya terasa musnah. Entah ia malu terhadap diri sendiri, atau terhadap yang dipuja, intinya, ia ingin menjaga jarak dengan si perempuan terlebih dahulu.
 
 
 
Namun, fakta bahwa Jiyeon melenggang pergi tanpa ia suruh, justru membuatnya sedih. Puan itu pasti merasa buruk. Itikad baik yang selama ini ia berikan justru di salah artikan oleh Jisung.
 
 
Harusnya Jisung sadar diri. Dia yang kekurangannya berlipat ganda, bisa-bisanya mengharapkan jelmaan dewi mendekati sempurna.
 
 

Siapa sih yang mau disukai oleh seorang penyandang? Mungkin orang-orang akan langsung lari.
 
 

Jisung menghembuskan napasnya berat. Imajinasi menuntunnya pada adegan dimana Hyunjin mencium Jiyeon. Buru-buru Jisung menggelengkan kepalanya. Rasa sakitnya benar-benar menari dalam dada. Untuk pertama kalinya Jisung jatuh, dan pertama kalinya pula ia merasakan sakit.

 

Jatuh cinta tidak selamanya indah rupanya.

  

Han Jisung tidak akan pernah melampaui Hwang Hyunjin. Han Jisung tidak bisa melakukan apa yang Hyunjin lakukan.
 
 

Sedari awal sudah salah. Semestinya, Jisung tidak melibatkan perasaan antara mereka.
 
 
 

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang