8. 3 Hari Lagi

21.6K 2.2K 228
                                    


K

abar doi gimana? hehe:>

happy reading.
___________________________________

jika tuhan sudah menentukan, apa daya kita selain melakukan dan mengikhlaskan?

Arashya Alviera

***

"Jadi gimana? kalian mau?" tanya Thariq tiba-tiba. Type orang yang tak suka basa-basi.

Adi mengangguk. Menjentikkan jari menyetujui pertanyaan sohibnya. "Kami harap kalian bisa setuju dengan keputusan kami," lanjut Adi.

Ashya jadi gelagapan sendiri mendengar penuturan itu. "Eee.. Ashya itu, Ashyaa——"

Ucapan Ashya dipotong oleh Arel. Dengan lantangnya Arel berucap, "Arel mau."

Semua orang tersenyum puas seraya mengucap syukur, kecuali Ashya yang terbengong mendengar jawaban Arel dan Zey yang sedang sibuk dengan boneka barunya.

"Kalau Ashya gimana?"

Ashya mengerjap. Lalu memejamkan mata dan mengembuskan napas panjang karena gelisah. Padahal, sebelumnya Ashya sudah yakin untuk menerima perjodohan ini, namun lagi dan lagi, masih terdapat keraguan di dalam hati kecilnya.

Sebelum Ashya menjawab, Renand membisikkan, "Kemarin katanya mau?"

Ashya menoleh ke Renand, kembali menimbang jawaban. Lalu menghadap ke para orang tua. Setelah menghembuskan napas panjang, dan membulatkan keyakinannya terhadap jawaban yang ingin ia lontarkan, dengan gugup Ashya mengangguk. Senyum semua orang langsung mengembang dan juga saling mengucapkan rasa syukur.


***

Sekarang kedua keluarga itu sedang ada dimeja makan, keadaan setelah membahas tentang perjodohan membuat suasana antara Arel-Ashya semakin canggung.

Sedangkan Renand tidak ikut makan malam, dia memilih ke kamarnya untuk mengambil handphone dan berisitirahat karena sedari pagi dia mengurusi perusahaan sang ayah.

"Bunda, biar Ashya aja yang beresin piring kotornya." Ashya berdiri, mencegah Fara yang akan membereskan piring.

Fara mengangguk. "Ya udah kalau gitu, ayo kita ke ruang tengah lagi" ajaknya dan Thariq, Aliyah, dan suaminya mengangguk setuju.

Arel berdehem. "Arel sama Viera dulu."

Fara yang bingung karena ucapan singkat itu bertanya. "Gimana, Yah?" tanyanya ke Aliyah.

Aliyah terkekeh kecil, memaklumi reaksi yang Fara berikan. "Katanya Arel mau sama Ashya dulu."

Fara mengangguk paham dan langsung memperbolehkan. Keempat orang tua itu langsung meninggalkan Arel, Ashya, dan Zey yang tidak mau lepas dengan Ashya.

"Zey... Zey sama Abangnya Zey dulu, ya. Kak Ashya mau naruh piring kotor," bujuk Ashya karena Zey tak mau turun dari pangkuannya.

Bukannya turun dari pangkuan, Zey malah semakin mengeratkan pelukan pada pinggang Ashya. "Ga mau!"

"Sebentar doang kok, lagian nanti Kak Ashya kan, masih kelihatan sama Zey."

"Endong!"

Ashya akhirnya pasrah, dia meletakan piring-piring kotor tersebut dengan menggendong Zey.

ARESHYA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang