{26} Terjatuh

19.3K 1K 167
                                    

"I don't wanna die. Please, help me."

◽◽◽

Sepulangnya dari rumah Zoya, Hawi langsung menuju rumah Hara. Dia turun tergesa-gesa dari mobilnya menuju rumah itu. Saat Hawi mengetuk pintu, sama sekali tidak ada jawaban. Hawi melakukan itu berulang kali dengan dada yang berdebar-debar. Hawi takut.

Akhirnya, dia menarik kenop pintu tersebut. Sialnya, pintu itu terkunci.

Hawi kalang kabut, dia memasuki mobilnya lagi. Satu tangan ia gunakan untuk menyetir dan tangan yang lain ia gunakan untuk mengutak-atik ponselnya. Berulang kali ia menelpon Hara, namun panggilannya tidak pernah terhubung.

Usaha lain Hawi lakukan, ia mengecek sambungan Global Positioning System yang telah ia rancang khusus diantaranya dan sang gadis. Tiba-tiba semua yang berhubungan dengan gadis itu tak ada satupun yang bisa ia manfaatkan.

Sebelum memaki karyawannya di kantor, Hawi terlebih dahulu mengunjungi gedung kursus dan panti asuhan Harapan dimana itu adalah tempat yang sering Hara kunjungi. Namun, tak satu pun ada yang tahu ketika Hawi menanyakan tentang gadisnya itu.

Saat tiba di halaman depan gedung perusahaannya, Hawi keluar dari mobil, ia membiarkan mobil itu terparkir sembarang. Langkah panjangnya menuju ke meja resepsionis. Beberapa karyawan di situ menatap Hawi dengan tatapan bingung.

"Dony dimana?" tanya Hawi pada seorang karyawan. Suara lelaki itu tinggi, wajah dia tampak tak tenang.

Bersamaan saat Hawi menoleh, Dony datang bersama Zad setelah keluar dari balik lift. Dony tau yang sedang terjadi, maka dia mendekati atasannya itu dengan kepala merunduk.

"Don, kenapa semua perangkat punya gue dinonaktifkan?" cecar Hawi langsung.

Dony diam, dia masih menunduk tak mau menjawab. Hawi mencengkeram kemeja Dony, lelaki itu tidak mengerti kenapa Dony cuma diam. Sebenarnya, Dony melakukan itu atas perintah Hara.

"Reactive sekarang! Kenapa lo cuma diam Don!" murka Hawi. Suara dia menggelegar di dalam bangunan itu. Semua perhatian tertuju padanya sekarang.

Zad melerai, "Tenang Wi."

Dony segera pergi, ia terpaksa harus menuruti permintaan Hawi. Hawi hendak mengikuti Dony menuju ruangannya, tapi terurung begitu mendengar namanya dipanggil. Lelaki itu membalik badan, ia mendapati Litata datang ke arahnya. Secepat itu Hawi menghampiri Litata.

"Hara dimana?" Tatapan Hawi mengintimidasi Litata. Cewek itu menunduk, tidak berani menatap mata Hawi yang berkilau tajam.

"Ta," ucap Hawi, bibir dia tampak bergetar, urat di pelipis keningnya timbul ke permukaan. Dada lelaki itu turun-naik cepat, ia menahan emosi.

"H-hara." Litata gugup setengah mati. "J-jangan khawatir Wi."

"Itu bukan jawaban yang gue mau Ta," sinis Hawi. "Dimana Hara sekarang?"

"London," jawab Litata akhirnya.

"Shit!"

◽◽◽

◽◽◽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I am Here (Tamat: Part Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang