🎶A Plan🎶

18.9K 862 292
                                    

"Saling mengalah itu penting. Jangan biarkan egoismu menghancurkan ribuan harapan."

◽◽◽

"Ra!" Panggilan dari suara berat itu membuat pelukan Hara dan Morgan terurai.

Hara regangkan sedikit dekapannya, dia angkat dagunya lalu ia taruh di bahu Morgan saat mendengar suara familer itu.

Hara mendapati Hawi berdiri di ambang pintu kamarnya, ia jelas sadar bila ekspresi muka Hawi tidak bersahabat. Tapi entahlah, Hara bahkan enggan melepas pelukan Morgan seolah ia sengaja membiarkan Hawi melihat semua itu.

"Haiii." Hara menyapa Hawi dengan suara lemas. Saat Hawi lebih dekat, barulah Hara membiarkan Morgan beringsut dari sisinya.

Morgan saja heran karena gadis itu menahannya untuk pergi tadi. Pria itu lalu bangkit, ia menoleh Hawi.

Ekspresi datar Hawi membuat Morgan tidak mau menyapa. Pria itu berpamitan pada Hara. Sebelum pergi, tatapan Morgan dan Hawi sempat bertemu. Pandangan yang singkat dengan sorot tajam.

"Dia siapa?" tanya Hawi dingin saat ia duduk di bibir kasur. Lelaki itu melakukan penggeledahan pada tubuh Hara dengan tatapannya. "Kenapa kalian pelukan? Dia siapa kamu?"

Hara diam.

"Dia siapa kamu Ra?" ulang Hawi, dia menunjukkan ketidaksukaan seperti biasa bila gadisnya disentuh oleh lelaki lain.

Hara mengembuskan napas berat, "Dia ... dokter."

"Itu bukan jawaban yang aku mau."

"Dia Morgan Wi," jawab Hara. Dia tidak punya banyak tenaga bila mau bicara ngegas sepagi ini. "Dia temen aku dari London yang ikut kak Harry ke sini."

"Kenapa dia ikut?"

Kilau di mata gadis itu seketika meredup. "Dia punya tugas di sini. Ada satu pasien yang punya penyakit parah dan umurnya enggak lebih dari setahun lagi."

Sudut bibir Hara sedikit bergetar, "Morgan di sini, dia berusaha supaya pasien itu baik-baik aja."

"Kenapa dia peluk kamu?" Hawi bertanya lagi.

"Apa itu salah Wi?"

"Kamu nanya gitu, ya jelas salah kalau nggak ada alasannya Ra."

Lelaki itu berbeda.

Hara tidak menemukan tatapan yang seringkali buat hati dia senang saat melihat lelaki itu.

"Kasih tau aku alasan kamu Wi." Sebenarnya, Hara enggan mengungkit hal ini. "Apa alasan kamu ciuman sama Zoya malam itu?"

Ekspresi Hawi sekejap berubah.

"Aku cuma minta peluk sama Morgan. Aku butuh itu Wi. Tapi kamu enggak ada di sini dari kemarin." Hara sesak, ia menahan tangis. "Kamu bahkan enggak mau nemuin aku, sebentar aja. Iya, kan, Wi?"

Hawi bungkam. Dia merunduk, tidak menatap Hara.

"Sekarang jawab aku, kenapa kamu biarin Zoya ambil apa yang seharusnya cuma jadi hak aku malam itu Wi?" Gadis itu berucap tenang sekali. "Kamu mau sama dia?"

"Hara, aku udah bilang. Itu-"

"Lupain aja," selak Hara, ia membuang napas lelah sembari memalingkan wajahnya.

I am Here (Tamat: Part Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang