Menemukan kedamaian

20.6K 1K 544
                                    

1k komen langsung update lagi

Komen apa aja

🕊️🕊️🕊️

"I am Here."

🕊️🕊️🕊️

"Aku bisa apa tanpa kamu Hara?!"

"Mereka semua bohong. Kamu masih hidup, kamu sayang aku iya kan? Kamu nggak mungkin pergi!"

"Hara ... kenapa Tuhan ambil kamu dari aku?" Air mata Hawi merembas kian banyak.

"Aku nggak bisa!" teriak lelaki itu.

"Jangan ambil mereka Tuhan!"

"SAWIII BANGUUUN!" Damon menggoyang-goyang lengan lelaki itu. Hampir jantungan Damon, lagi nyaman tidur di kamar tamu tiba-tiba mendengar teriakan Hawi.

Matteo sampai terbangun juga dari tidurnya.

Sudah lebih tiga menit, Damon terus membangunkan Hawi. Namun lelaki itu sepertinya tengah hanyut di alam mimpi sampai-sampai berteriak histeris.

"Sawi bangun!" seru Damon mulai lelah.

"Jangan ambil Haraku!" sahut Hawi dengan wajahnya yang basah karena air mata dan juga keringat dingin. Mata lelaki itu masih tertutup walau basah.

Damon kebingungan.

"Aku nggak ambil Hara kok. Kan, Hara maunya sama Sawi aja," cicit Damon merasa bersalah. "Maaf ya Sawi, waktu itu aku pernah mau jahat sama Hara. Tapi nggak jadi."

Sebab Hawi yang masih terus meracau, Damon pun mencari cara lain untuk membangunkan Hawi. Cowok itu memencet hidung Hawi sambilan berteriak, "SAWI BANGUUUN!"

Detik itu juga, kesadaran Hawi kembali. Matanya terbuka full, Hawi agaknya terkejut melihat Damon berada dekatnya.

Dengan cepat, Hawi bangkit dan duduk seraya menyeka air mata yang bercampur dengan keringat dingin di wajah lelaki itu.

"H-hara," lirih Hawi.

"It's just a nightmare." Damon menyeletuk.

Hawi bernapas berat, dadanya sesak dan sangat sakit, ia masih merasakan efek dari mimpi barusan. Tidak. Itu tidak boleh terjadi.

Damon sampai kasian melihat wajah Hawi yang pucat dan ketakutan itu.

Menghembuskan napas, Hawi meraih Matteo dan memeluk bayi itu.

"Maaf Teo. Daddy berisik ya?"

Matteo memegang pipi Hawi, seolah memberikan sentuhan hangat untuk menenangkan Daddy-nya. Terbukti memang, Hawi selalu merasakan ketenangan tiap kali bersentuhan dengan Matteo.

Hawi menatap wajah bayi itu, tatapan Hawi begitu lembut, nyata sekali jika kasih sayang Hawi tulus untuk Matteo.

Deringan ponsel membuat perhatian Hawi teralih, ia lekas menggapai benda pipih itu yang berada di atas nakas.

I am Here (Tamat: Part Lengkap) Where stories live. Discover now