Toko Bunga

148 11 17
                                    

Octa melirik mesin waktu yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum jam sudah menunjuk angka lima, tapi Octa belum berniat bangkit meninggalkan kantornya. Sendirian di kamar akan membuat pikiran dan perasaannya kembali kacau. Lebih baik dia di kantor, mengerjakan sesuatu yang tidak bisa dia kerjakan di rumah, seperti mengacaukan ruangan Rasyid dan merapikannya kembali.

Pekerjaannya sudah selesai sejak satu jam yang lalu. Setelah merapikan ruangan bosnya, Octa menyalakan laptop dan membuka laman Youtube. Disetelnya salah satu playlist yang bertajuk Nyanyi. Mengalunlah suara Harry Styles dengan merdunya.

Ceklek.

"Loh? Belom pulang?"

Octa tak menghiraukan pertanyaan Rasyid. Baginya sosok Harry Styles yang kini tengah muncul di layar laptop lebih menarik daripada Rasyid yang ada di depannya.

Merasa tak dianggap, Rasyid berdecak lalu mendudukkan diri di kursi seberang meja Octa. "Octa," rengeknya.

Octa berdecak sebal lalu menoleh. "Apa sih?"

Rasyid menghela napas. "Belom pulang?" ulangnya.

Octa tersenyum lebar. Siapa saja yang melihatnya tentu tahu kalau itu adalah senyum yang mewakili segala sumpah serapah dalam hatinya. "Kalo gue udah pulang, sekarang lo lagi ngomong sama siapa, Pak?"

Rasyid menyengir. "Retoris banget ya pertanyaan gue?"

Octa tak menyahut. Kedua matanya memutar malas lalu kembali fokus mengagumi ciptaan Tuhan yang sangat sempurna yang muncul di layar laptopnya.

Rasyid mencebik kesal karena Octa kembali mengacuhkannya. Dia jadi penasaran dengan apa yang sedang Octa tonton hingga perempuan itu memilih mengacuhkannya. Dia pun berdiri lalu membungkukkan tubuhnya hingga bisa melihat layar laptop milik sekertarisnya itu.

Mata Rasyid melebar. "Astaghfirullah, Octa!" serunya sambil menutup mata Octa dengan kirinya, sementara tangan kanannya berusaha menutupi layar laptop Octa.

"Apa lagi sih?" tanya Octa sebal.

"Kok lo nontonnya gituan sih?"

Octa mengernyit. "Gituan apa?"

Rasyid berdecak. "Video dewasa."

Octa tercengang. Sedetik kemudian dia menjauhkan tangan Rasyid yang menutupi matanya. Kemudian dia juga menarik paksa tangan Rasyid yang menutupi layar laptopnya.

"Itu cuma mv lagunya Harry Styles, mana ada video dewasa sih?" tanya Octa kesal.

Rasyid menghela napas. Dia lantas merubah tempat berdirinya menjadi di samping Octa yang masih terduduk di kursinya.

"Tapi video itu nampilin cewek-cewek berbikini yang nempel-nempel sama satu cowok, gak patut jadi tontonan lo itu," oceh Rasyid.

Octa mendengus. "Tiga bulan lagi gue udah umur 24, Syid, jadi gue boleh nonton mv kayak gitu, bahkan udah boleh nonton yang lebih dari itu."

Mata Rasyid melotot. "Sembarangan! Gak, pokoknya lo gak boleh nonton gituan!"

"Siapa juga yang mau nonton gituan." gumam Octa yang masih bisa tertangkap telinga Rasyid.

Senyum kecil terbit di bibir Rasyid saat melihat Octa mencebikkan bibir. Tangannya bergerak mengacak puncak kepala Octa. Si empunya kepala lantas memajukan kursi agar lebih dekat dengan laptopnya.

Rasyid mendengus karena merasa kalau dirinya kembali diacuhkan. Tak kehabisan akal, Rasyid berjalan ke arah kulkas mini milik Octa. Berusaha memancing perhatiannya dengan susu kotak kesayangannya.

raShitWhere stories live. Discover now