Sekretaris Baru

370 34 44
                                    

"Sini saya bantu,"

Mata Octa lantas melirik tajam Rasyid. Moodnya benar-benar hancur hari ini. Sejak pagi ada saja yang membuatnya kesal, mulai dari jalanan yang macet hingga Rasyid yang menobatkan dirinya sebagai sekretaris.

Flashback on

"Mulai sekarang, kamu jadi sekretaris saya,"

"What?!" teriak Octa dengan wajah tak terima.

"Sepertinya telinga kamu masih cukup normal untuk mendengar apa yang saya ucapkan tadi," jawab Rasyid dengan tampang sok berkuasa. Tapi memang kenyataannya dia berkuasa sih.

"Dan mulai sekarang ruangan kamu juga pindah, kalo kamu keberatan buat bawa barang-barangnya, saya bisa bantu kamu," ujar Rasyid diakhiri senyuman yang membuat karyawati di ruangan itu memekik tertahan.

"Bapak Rasyid Shiddiq Bramantyo yang terhormat, dengan segala hormat saya keberatan untuk pindah ruangan dan menjadi sekretaris bapak." tegas Octa yang lantas mendorong Rasyid agar menyingkir dari mejanya.

"Kalo Octa gak mau, saya bersedia kok Pak," ucap Syafa membuat karyawati lain ikut bersuara.

"Iya Pak, saya juga bisa nih Pak," sahut Lutfia.

"Lutfia ceroboh, Syafa pikun, mending saya aja Pak,"

"Heh! Apa-apaan?!" seru Lutfia dan Syafa yang tidak terima atas ucapan Syifa yang menjatuhkan harga diri mereka.

"Hmm Ta, suruh diem dong! Kesel gue dengernya," bisik Rasyid membuat Octa menatapnya sambil berkacak pinggang.

"Makanya lo pergi dari sini dan lupain soal sekretaris!" bisik Octa tegas.

"Ada yang bersedia membantu Octa membawa barang-barangnya ke ruangan yang baru?" tanya Rasyid membuat semua diam. Termasuk Octa yang kini melongo melihat kelakuan Rasyid yang keras kepala itu.

Tidak ada jawaban.

"Oke, yang mau bantu Octa nanti makan siang bareng.."

"Saya mau Pak!"

"Saya juga, ayo Ta!"

"Saya juga mau Pak!"

"Saya aja Pak!"

Rasyid menghela napas melihat kelakuan karyawannya. Begini ya nasib jadi orang ganteng?

"Saya belum selesai ngomong," ucap Rasyid membuat semua perhatian kembali padanya.

"Yang mau bantu Octa, nanti makan siang bareng sama Pak Yono," lanjut Rasyid membuat semua mulut yang ada di sana ternganga.

"Ga ada yang mau? Oke Octa, sini saya bantu."

Flashback off.

---

"Kamu pasti sudah tau kan tugas kamu?" tanya Rasyid setelah Octa selesai merapikan ruangan barunya yang berhadapan dengan ruangan milik Rasyid.

"Pengen muntah gue denger lo ngomong sok baku gitu," ujar Octa yang tentu saja bukan jawaban atas pertanyaan Rasyid tadi.

Bukannya marah, Rasyid malah tertawa. Sepertinya memang Rasyid tidak bisa marah pada Octa yang notabennya adalah perempuan yang sejak lama dia sukai, atau mungkin sudah masuk tahap mencintai.

"Gue juga muak sih sebenernya, yaudah kalo lagi berdua kaya gini, kita pake lo-gue aja kaya biasa,"

"Kalo gitu, gue berharap kita sering berdua aja," gumam Octa membuat Rasyid ge-er setengah mati.

"Maksudnya gimana nih?" tanya Rasyid yang sudah mesem-mesem.

Octa mengernyit sebelum akhirnya sadar kalau ucapannya tadi membuat Rasyid salah paham.

raShitWhere stories live. Discover now