Sticky Notes Kuning

1.6K 59 4
                                    

Feeling good, like I should
Went and took a walk around the neighborhood
Feeling blessed, never stressed
Got that sunshine on my Sunday best

Everyday can be a better day despite the challenge
All you gotta do is leave it better than you found it
It's gonna get difficult to stand but hold your balance
I just say whatever cause there is no way around it 'cause

Everyone falls down sometimes
But you just gotta know it'll all be fine
It's ok, uh-huh
It's ok, it's ok
Sunday Best- Surface

Prankk

"Kak! Bangun cepetan! Kerja!"

Gadis berseragam abu-abu itu berdecak sebal saat tak mendapat jawaban dari makhluk yang ada dalam kamar berpintu hitam itu.

"Orang yang suka bangun siang rejekinya dipatol ayam tau kak!"

Masih tak ada jawaban. Kalau sudah begini, tak ada cara lain selain yang satu ini.

"Kak! Bang Dimas di bawah tuh!"

Benar saja. Kini pintu itu terbuka dengan sangat lebar dan menampilkan sosok gadis lain yang masih bermuka bantal.

"Mana Dimas?" tanya gadis itu menggebu-gebu.

"Ga ada, dah cepet sana mandi siap-siap! Abis itu anterin aku."

Octa mendengus sebal lalu kembali memasuki kamarnya dan melakukan apa yang diperintahkan adik pertamanya tadi.

---

"Belajar yang bener! Gausah mikirin cowok dulu! Fokus dulu aja belajarnya nih biar kaya kakak," ucap Octa dengan sedikit membanggakan diri.

"Halah, kakak ma ga punya cowok bukan karena fokus belajar dan kerja, tapi emang gada yang mau aja sama kakak,"

Mata Octa lantas melebar mendengar kalimat yang meluncur dengan enaknya dari mulut Avril. Sementara Avril hanya meringis kecil melihat reaksi kakak perempuannya itu.

"Oke oke, aku masuk kelas dulu, kerja yang bener biar ongkosku nambah! Assalamu'alaikum."

"Wa'alaykumussalam."

Selepas Avril menjauh, Octa tidak langsung beranjak dari tempatnya. Kedua matanya masih memandang sang adik yang tengah berjalan memasuki sekolahnya. Pikirannya kembali melayang ke masa SMAnya yang begitu menyenangkan. Masa dimana dirinya memiliki banyak sekali teman, dari angkatannya maupun dari angkatan adik kelas dan kakak kelas.

Saat tengah asik-asiknya bernostalgia, dirinya dikejutkan dengan suara klakson dari mobil belakangnya.

"Heh! Gausah majang di situ deh! Motor jelek aja juga!"

Mataku hanya memandang malas pada Alfi, orang yang kepalanya tengah menyembul dari jendela mobil sedan mewah. Ini seperti sudah menjadi sarapan pagi bagi Octa, tiap mengantar adiknya sekolah, pasti ada saja perkataan pedas yang terlontar dari mulut Alfi.

"Punya telinga ga sih?!" sentak Alfi menarik perhatian beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.

"Maaf Ibu Alfi yang terhormat, anda ga punya cukup mata untuk melihat kalau jalanan di sini cukup luas?" tanya Octa yang setelahnya lebih memilih pergi dari sana.

Sepanjang jalan menuju kantor, mulut Octa tak berhenti menyumpah serapahi Alfi yang notabennya musuh bebuyutan sejak zaman sekolah dasar. Karena hal sepele sebenarnya, Octa yang kala itu memang akrab dengan siswa laki-laki kelasannya membuat teman perempuan iri melihat kedekatan Octa dengan laki-laki.

raShitWhere stories live. Discover now