DEVAN'S Weeding

1K 38 21
                                    

JANGAN LUPA UNTUK KLIK ⭐ yahhh

"Air tak akan pernah menyatu dengan dengan minyak, itu adalah ungkapan yang tepat untuk hubunganan ku dan KakDev" 

*************

Setelah beberapa bulan pasca siumannya Maura, Devan dan Ashley melangsungkan pernikahan yang di katakan sederhana untuk kalangan milarder seperti mereka. Maura memaksa mereka untuk melangsungkan pernikahan secepat mungkin. 

"Udah deh KakDev, buruan nikah. keburu tuaaa lohh nanti klau gak punya anak gimana coba? terus kak Ashley di ambil orang. Yang ada malah lalat - lalat yang datang menghapiri uang kakDev. kak Ash juga punya harga diri kalau buat uang doang mah." Ucap Maura kala itu bersandar pada ayahnya. 

Ayah dan Bunda mereka tertawa bersyukur atas segalanya. Dan berharap bahwa putrinya segera melupakan perasaan yang tak seharusnya hadir tersebut. 

dan sekarang, di sinilah mereka semua. 

Melakukan persepsi, setelah melakukan akad dengan hikmad dan sakral.

Memandang Devan dan Ashley yang berdiri di plaminan, membuat semua orang yang hadir iri apa yang terjadi.

Maura, ia merasa sangat senang bahwa dapat diberikan kesempatan untuk menghadiri pernikahan kakak nya itu. 

Memantapkan hati dan jiwa, berusaha menghalau segala rasa yang menetap pada ruang khusus di hatinya. Dirangkul oleh tangan besar milik Thomas, Maura berjalan menuju kursi VVIP yang di sediakan. Thomas sangat setia menjaga Maura, menemani bahkan dengan sigap menguatkan Maura kala wanitu itu meneteskan air mata. 

Devan, di atas pelaminan, ia terus memperhatikan Maura yang duduk di wilayah VVIP itu, melihat tangan Thomas saling menggenggam dengan tangan milik  Maura membuat rasa tak nyaman pada dirinya. Tak banyak tamu yang datang pada hari ini, mengingat bagaimana keadaan Maura yang sedang tidak baik, jika ia berada di keramaian serta orang yang terus mengatakan yang tidak-tidak tentang pernikahan ini. 

Devan terus bertanya-tanya, apakah ini keputusan yang tepat? Apakah ia tak  akan menyesali ini?

Ia menatap ashley yang sangat anggun, mengenakan gaun tertutup dan hijab untuk pertama kalinnya. Perasaan tenang dan bersyukur saat ashley menatap wajahnya, dan tersenyum hangat.

Thomas senang dengan hal itu. Ia tak begitu mengerti yang terjadi, ia tak begitu paham. Namun satu hal yang pasti, bahwa seperti ini lah seharusnya.

Thomas menggenggam lembut tangan Maura,
"Ini adalah hal yang luar biasa yang kamu lakukan, ra." Ucap Thomas kembali menghapus air mata Maura yang jatuh.

"Jika ku fikirkan lebih dalam, kenapa aku bisa sejauh ini mencintai kakak ku sendiri, Thom?" Maura menghapus kasar air matannya.

"Ini sangat sakit, sakit. Tapi aku pun sangat bahagia atas semua ini" isak Maura mulai mencuri perhatian pengunjung.

"Ra, kita cari udara segar yah." Ajak Thomas membantu Maura berdiri dan mengarahkan kemana ia harus melangakah.

Begitu mereka tiba di luar, di tempat yang tak ada satu pun orang di sana, Maura mengis sejadi jadinnya.
Thomas tidak bisa menenangkannya, namun tangan Thomas dengan setia mengelus punggung Maura. Berusaha menyalurkan dukungan lewat sentuhannya itu.

"Thomas... Thomas..." panggil Maura sesegukan menarik Thomas mendekat. Maura yang tak bisa melihat namun dapat merasakan deru nafas Thomas sedekat ini.

"Gimana cara Ura hilangin perasan dosa ini? Maura sayang banget sama KaDev, KakDev selalu ada untuk Maura, selalu nemin Ura, kasih sayang kakDev ke Ura itu candu banget, Thom" Ucap Maura sesegukan tepat dihadapan wajah Thomas.

Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang