Bisakah?

703 32 6
                                    

Hallo, welcome back to Devan and Maura Story. 

Kalau ada yang ingin di tanyakan pada mereka silahkan comment disini yaaa. 

selamat membaca.

*********

"I love u too, Maura sayang." Tepat di atas bibir manis Maura.

Lalu Devan merasakan pergerakan pada pada tangannya. 

Devan secara refleks mundur bahkan berdiri melihat tangan itu, dan benar ia tidak menghayal, jari Maura, Jari telunjuk Maura bergerak. Hal itu pun bertepatan dengan Ashley yang membuka pintu kamar.

Devan masi diam menatap jemari itu, 

"Devan? ada apa?" pertanyan Ashley menyadarkanya. Dengan cepat, Devan menekan tombol untuk memanggil petugas medis yang bekerja, dan hal itu membuat Ashley panik berlari memanggil Petugas medis yang berada di luar. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

"Ura...Uraaa?" Devan kembali terduduk dan  menggenggam tangan itu. 

"Ada apa sebenarnya Dev?" tanya Ashley yang bingung melihat Devan. 

"Jari Maura bergerak." Sahut Devan, mencium genggamannya. Dan itu membuat Ashley mendekat. Dan benar saja, ia melihat bibir Maura bergerak. 

"Dev, Ura seperti ingin mengatakan sesuatu. " Ucap Ashley berjalan menuju ranjang Maura yang lain. Dan Devan memperhatikan dengan sesama apa yang ingin katakan Maura. 

Ia mengamati dengan baik setiap gerakan bibir Maura agar mengerti apa yan ingin Maura katakan. 

Dan hal itu membuat Devan berucap "Ucapkan sekali lagi Ra, KaDev akan mendekat. "

"Ich liebe dich, KakDev." ucap Maura lirih, dan hanya Devan yang mendengar itu, hingga ia merintikan air matanya. 

Rasa senang bahwa adiknya kini telah sadar serta mendengar ucapan itu membuat Devan benar-benar bahagia. Membuat ia ingin melarikan adiknya itu. Menikahinnya dan bahagia bersamannya. 

Devan mundur secara perlahan begitu para tenaga medis memasuki ruangan rawat itu untuk mengetahui keadaan Maura. Ia menangis. Dalam diam. Mengamati setiap pergerakan yang dokter lakukan pada Maura. 

"Gue hubungi orang-orang." Ashley keluar ruangan itu dan menghungi semua orang-orang yang perlu mendengar berita hebat ini. 

Semua orang datang begitu cepat saat di kabari bahwa Maura telah sadar. Mereka semua bersyukur untuk itu. 

Tak ada yang lebih membahagiakan dari kabar ini. 

Ayah mereka meninggalkan rapat begitu di kabari, Bunda mereka secepat kilat memesan ojol. Tak peduli apa yang dilakukan di rumah. 

Thomas segera berlari saat ia mendengar kabar tersebut, padahal ia sedang memesan makanan. 

'Tidak ada seseorang yang benar-benar baik baik-baik saja.'

"Apa yang maura bisikan? apa yang  Maura katakan?" tanya Ashley yang memandang Devan duduk terdiam. Dengan pandangan yang tak bisa terbaca. 

Ashley memandang Devan yang terduduk diam. Memperhatikan para dokter dan perawat yang mencari tahu keadaan Maura. Hingga suara langkah kaki terburu-buru mendekat, membuat  Ashley memalingkan wajahnya. 

"Dimana Devan, Ash?" tanya Ayah mereka yang datang bersama istri dan juga Thomas. Entah mereka yang datang bersamaan atau bagaimana Ashley tak mau ambil pusing. 

"Di dalam Om." jawab nya singkat

Albert dan Sri masuk dengan terburu-buru, namun Ashley menahan tangan Thomas. 

Brother ComplexWhere stories live. Discover now