tak pernah ada yang tau

4.2K 152 13
                                    

Siapa yang akan sadar,bila tak ada clue?
Siapa yang akan tau, bila tak di beri tahu.

Mungkin tak ada yang sadar dan tahu lah yang di butuhkan Maura saat ini. 

Pergi ke Jerman, jauh daru keluarga, jauh dari kaka TerCinta bukan lah hal yang mudah baginya.
Benar-benar sulit baginya untuk keluar dari zona nyaman nya. Terlebih lagi ia anak bungsu dari keluarga yang aman akan harta, tahtah, martabat,  dan Cinta. 
Sungguh sempurna bukan? Hal tersebut membuatnya sangat nyaman dengan zona yang dimilikinya.
Ia harus membulatkan tekad dengan pilihan seharusnya tak terjadi.
Banyak Faktor yang membuatnya harus meninggal kan tanah air, Keluarga, serta zona nyaman nya.

Jangan Lupa Klik ⭐ yaa
Selamat Membaca
Semoga kalian Suka

#Jerman

"Ash, yuk istirahat. Koper kamu mau saya bawakan?" Alih Devan dari gurauan maura.

Setelah Devan dan Ashley menghilang, Maura menyimpan kotak obatnya dengan aman.

"Untung kakAsh bantu tadi. Kalau gak kakDevan udah banyak tanya. Bisa gawat kalau ketauan." fikir maura.

Entah apa yang disembunyikan Maura saat ia tinggal sendiri di Jerman sana. tidak ada yang pernah tau bukan. Terlalu rapat Maura menutup pintunya, terlalu jauh pula hubungan nya dengan orang terdekatnya.

" ka Ash lagi apa?? kok diem disitu?" tanya Maura saat memasuki kamar nya.

" Liat Jerman dari sini keren juga ya. Beda sama Jakarta, terlalu banyak Dreama yang dibuat. Bikin pusing satu Negara. DPR yang jago akting la, Pengacara yang begonnya minta ampun sampe kata-kata MICIN lebih terkenal dari artis papan atas. Keren banget kan Negara Kita." Ucap Ashley merasa akan nyaman dengan tempat tinggal yang dapat dikata kan MURAH tersebut.

" Yahhh ka, Negara kita emang butuh Upgrade kan. Masalah negara kita gak cuman masalah satu atau dua orang aja ka. Negara Kita butuh orang-orang yang mengerti akan Hidup, mengerti akan artinya masa depan, dan Mengerti bahwa Uang bukan lah segala. yaaa emang sihh, kalau di tanya siapa yang gak butuh UANG??? mana ada yang gak butuh kan." sahut Maura sambil berjalan ke arah tempat tidur.

"Devan benar, RA." kalimat singkat yang di ucapkan Ashley membuat Maura di landa ketidakmengertian.

" Benar? tentang apa ka? Sepertinya kaDev banyak cerita ya kak, pasti deh nyeritain yang jelek-jelek kannnnn.... Bilang ajaaa ka gak papa kok. Ku sudah tahan banting dengannya mah. " sahut Maura dengan sedikit candaan di dalamnya.

" hhahahahahahahaha, Devan terlalu mengenal kamu rupannya, Ra."

"Iyalahhh orang dia Abang kuu ka."

Obrolan meraka harus terganggu oleh ketukan orang di sambung dengan munculnya Kepala Devan di ambang pintu.

"De , kakak mu lapar nihhh. Masa tamu kelaparan?! Ya gak ash???" Ucap Devan pada Ashley sambil menaik turunkan alis tebalnya.

"Oh yaaaaa, Ich vergesse (saya lupa). Es tut mir leid, herr und Frau. und jetzt will ich zu supermark kaufen. ( maaf, tuan dan nyonya. dan sekarang, saya akan pergi belanja ke supermarket."  jawab Maura pergi dari peradaban.

"btw, jangan rusakin apartemen gue yaaaa, guyssss." teriak Maura sebelum benar-benar meninggal kan Peradaban.

" Ternyata ade lo, keren juga Dev. Gue gak percaya dia ade lo deh. Dia terlalu sempurna buat untuk punya Abang kayak lo." ucap Ashley memasuki Kamar mandi.

" what?? maksud kamu apa ya? kalau takut gak usah sembunyi ke kamar mandi." marah Devan tak terima.

"Gue mandi sialan, siapaa yang takut sama lo." sahut Ashley saat Devan sudah meningglkan kamar tersebut.

Brother ComplexWhere stories live. Discover now