Panik

2.1K 73 6
                                    

"Untuk apa perasan diciptakan bila akhirnya harus di musnahkan?"

Kita hanyalah mahluk yang mengikuti alur hidup dari sang pencipta layaknya seorang aktris maupun Aktor yang mengikuti alur dari sang penulis.

Kita tak akan tau pula apa akhir yang akan kita dapatkan.
Bahkan untuk hidup yang sudah tertata jelas pun akan berubah akhirnya.
Kehidupan Maura dan Devan sudah jauh dari kata seharusnya. Rasa yang mereka bangun Sudah menjauh dari seharusnya. Bahkan Sudah jatuh terlalu dalam.

Maura bahkan tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai kakak yang sangat ia hormati dan banggakan. Bahkan melupakan akan dosa yang ia tanggung.

Mereka bahkan tak menyadari bahwa ada sepasang mata menatap mereka dengan haru dan sakit di saat yang bersamaan.

"Kenapa harus aku yang berada di tengah-tengah kalian?" Guman Ashley meninggalkan ruangan tersebut.

Thomas yang melihat Ashley tidak jadi masuk pun bingung. Hingga ia bangkit dari tempat duduknya, dan melihat betapa indahnya hubungan Maura dan Devan. Walau ia tahu, mereka memiliki perasaan di luar nalar yang sangat terlarang.

Namun apa daya? Bahkan Thomas merasa kasihan pada Maura dan Devan yang tak akan bisa bersatu walau mereka memaksakan.

Hingga ia tak sadar bahwa Devan sudah membuka pintu tepat di hadapannya.

"Ada apa?" Tanya Devan yang bingung melihat Thomas yang tak membuka atau pun mengetuk pintu.

"Ah, saya mau melihat keadaan Maura." Kata Thomas begitu ia tersadar dari pemikirannya.

"Sebenarnya apa hubungan mu dan Maura?" Tanya Devan dengan nada yang penuh intimidasi. Dan itu berpengaruh pada kepercayaan diri Thomas.

"Hmm, kami hanya teman." Jawab Thomas mengalihkan wajahnya. Ia seperti pria yang akan melamar.
Bahkan teman-teman yang melihat nya pun sudah tertawa diam-diam.

"Sejak kapan kamu mengenal Maura? Apa yang kamu ingin kan dari dia?" Tanya Devan normal layaknya seorang kakak yang mewanti-wanti siapa pun yang mendekati adiknya. Hal tersebut pun pernah ia lakukan pada Rendy, pacar Maura saat itu.

"Sejak Maura pindah kemari? Ah, saya tak menginginkan apapun dari nya. Dia terlalu sempurna untuk di permain kan Dude." Jawab Thomas, membuat Devan menggeram. Karena kini ada pria yang mulai tertarik pada adiknya tersebut.

Memang benar apa yang di katakan oleh Thomas, bahwa Maura sangat sayang untuk di permain kan.

Dia sosok gadis yang hebat di usia 18 tahun. Mungkin banyak di luar sana yang pergi keluar negeri di usia tersebut. Namun alasan lah yang membuat Maura berbeda. Dengan Kedewasaan yang dimiliki Maura, Thomas tau bahwa Maura akan menjadi wanita karier paling keren.

"Jangan pernah bermain-main dengan Adik saya kalau kamu masih ingin melihat pagi." Ucap Devan penuh dengan intimidasi. Dan itu memang ampuh. Bahkan teman Thomas pun merasa kan nya.

"Dimana Ashley?" Tanya Devan kemudian.

"Ah tadi dia pergi. Mungkin ke Kantin." Zac menjawab dan menunjuk kemana arah Ashley pergi.

Tanpa menjawab atau pun berterima kasih Devan pergi ke arah yang di beritahu.

Ia mencari Ashley ke semua tempat yang mungkin Ashley kunjungi. Termasuk kantin. Begitu menemukan Ashley yang sedang duduk termenung di taman dekat dengan Kamar Maura. Hp Devan berbunyi beberapa kali dengan tidak sabar, seolah ingin segera di angkat oleh sang empunya.

Dan nama yang tertera disana membuat otak Devan berhenti sejenak. Dan tak tau harus bagaimana.

'Bunda😍'

Brother Complexजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें