sosok Devan

2K 72 5
                                    

Happy Reading

"Apa ini?" Devan bertanya.

"Begitu kamu meninggalkan ruangan. Saya melihat keadaan Maura bukan? Dan ia tersenyum menyambut saya dengan sangat manis. Senyum terindah yang pernah saya lihat. Senyum yang sangat menyejuk kan hati." Ucap Thomas menatap Devan yang mulai memgeram.

Thomas sangat tahu bahwa Devan sangat possesiv terhadap adiknya tersebut. Bahkan rasa yang dimiliki ke2 nya sudah melewati ketentuan seharusnya.

"Saya sangat kagum dengan hubungan kakak beradik kalian. Namun yang saya tak mengerti adalah, kenapa Maura begitu takut untuk melihat masa depan nya dengan kamu." Thomas kembali berujar, seolah ia tak tau apa apa.

"Bahkan kalian tetap akan bersama bukan? Terpisahkan oleh apapun kalian tetap menjadi saudara."

"Dan Maura mengatakan ia Mencintai kamu lebih dari segalannya. Mecintai kamu lebih dari hidup nya. Bahkan ia siap mengganti seumur hidupnya dengan satu hari bersama kamu tanpa hubungan kakak beradik yang kalian miliki." Kata Thomas menatap dalam Devan yang menyimak dengan baik cerita Thomas.

-flashback on-

Saat itu ia sedang sedikit tukar pikiran aka curhat dengan Zac yang masih setia menemaninya yang saat itu sudah menunjukan pukul 01.00, bahkan Freedie dan Joshua sudah pamit untuk pulang karena besok ada meeting yang tak bisa terlewatkan. Ia melihat Ashley yang hanya berdiri depan kamar Maura tanpa berniat masuk itu membuat Thomas bingung, hingga akhirnya Ashley pergi ke arah kanan. Dan ntah menuju kemana. Tatapannya yang sulit di arti kan itu membuat Thomas berdiri dan berniat untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Lo mau kemana?" Tanya Zac bingung saat Thomas tiba-tiba bangkit dari duduknya dengan tergesa-gesa.

Thomas mengabaikan pertanyaan Zac. Thomas langsung pergi ke kamar Maura.


Begitu ia memandang kamar Maura dari balik kaca di pintu, ia melihat betapa indahnya hubungan Maura dan Devan. Walau ia tahu, mereka memiliki perasaan di luar nalar yang sangat terlarang.

Namun apa daya? Bahkan Thomas merasa kasihan pada Maura dan Devan yang tak akan bisa bersatu walau mereka memaksakan.

Hingga ia tak sadar bahwa Devan sudah membuka pintu tepat di hadapannya. Sedikit perbincangan antara ia dan Devan sebelum memasuki kamar Maura.

Saat ia membuka pintu, ia bertemu dengan seorang Maura yang berbaring lemah. Thomas masih tak mengerti akan perasaan apa yang ia miliki untuk Maura. Namun ia sangat takut akan kehilangan Maura. Ia sangat sakit melihat Maura seperti ini. Mungkin ia sudah menyukai gadis di hadapan nya saat ini.

Gadis membuat ia mengerti kepada adiknya, membuat ia lebih perhatian terhadap lily.
Dan gadis di hadapannya saat ini memandang nya dengan
senyum yang sangat manis. Senyum terindah yang pernah ia lihat. Senyum yang sangat menyejuk kan hatinya yang penuh rasa tak ia mengerti.

"Thomas. Sini duduk sini." Panggil Maura menyentuh kursi yang ada di sebelahnya.

"Kenapa Ra. Semyumnya biasa aja." Sahut Thomas terkekeh.

"Aku senang kamu kesini." Ucap maura tersenyum.

"Mau mendengar cerita yang sangat menyedihkan gak?" Maura berkata dengan wajah dan mata yang sendu.

Brother ComplexWhere stories live. Discover now