" Wow!!! 30.000 euro! Apakah ada yang ingin mematuk harga lebih tinggi lagi?!! " Antusiasme host membuat suasana ini menjadi menarik.

" 50.000 euro, " Suara tenang dari tadi ini, bukan kah dari lelaki yang tadi itu? Saat aku melihat kearah lelaki ini, dan benar saja, memang dia orang nya.

" 70.000 euro. "
" 75.000 euro. "
" 80.000 euro. "
" 100.000 euro. "

Hey hey, ini sudah tidak masuk akal!!!! Tidak masuk akal sama sekali!!!!!

" WOW!!!! 100.000 EURO?!!!! APAKAH ADA YANG BERANI MELAWAN TUAN INI?!! "

Hening.

" Saya hitung mundur, 1....."

".... 2....."

"..... 3!!! " Host langsung mengetuk palu dan menutup acara hari ini. Decakan kesal orang yang dibelakangku sangat terdengar keras, dia sedikit mengomel.

Karena aku sudah tidak ada urusan lagi, aku langsung berdiri dan meninggalkan tempat haram ini. Saat aku sudah keluar untuk mencari udara segar, sang supir yang mengantarkan kami menyuruhku untuk menunggu penumpang yang lainnya.

Kemudian aku hanya termenung diluar gang, memikirkan kejadian ini, dan sesekali aku melihat lingkungan sekitar sini, diseberang luar gang terdapat sawah dan ladang berhektar hektar tidak digunakan.

" Ini dimana? " Tanyaku pada pria botak plontos alias sang supir.

" Bukan urusan mu ini dimana, " Jawabnya cetus.

" Hah? Tentu saja ini urusanku, aku tidak sempat mendapatkan budaknya karena aku tidak membawa uang yang cukup, maka dari itu, aku harus membawa kereta sendiri agar membawa uang cadangan yang banyak!" Alibi ku.

" Sejak kapan anak kecil seperti mu mendapatkan uang banyak? " Ejeknya.

" Cepat beritahu atau kau akan bernasib sama dengan rekan mu, " Ucapku sambil menodongkan pisau.

" W-wow... Tunggu tunggu, baiklah, sebenarnya aku hanya dipaksa saja berkerja disini, jadi, aku tidak perduli sih jika kau membocorkan alamat ini ke polisi, toh nanti kalau dipenjara aku diberi makan 3x sehari. "

Apa?
" Jadi? " Tanyaku

" Jadi, jika kau ingin melaporkan alamat ini, kau bisa membawa beberapa polisi atau detektif kemari menggunakan keretaku, toh aku sendiri tidak tahu dimana alamat ini. "

Dahiku berkerut mempertanyakan kevalidan pernyataan nya ini,
" Bagaimana caranya aku bisa memegang omongan mu? "

" Anggap saja cerita ku ini sebagai pegangan mu, jadi, sebenarnya aku jadi supir ini juga karena paksaan mereka dan adik perempuan ku disekap dan dijual. Mereka juga memberi janji manis untuk menjadi supir disini agar adik ku bisa bebas. Namun kenyataan nya adalah, adik ku tiba tiba menjadi istri muda dari pengusaha kaya raya, aku sendiri bingung, apakah ini rejeki baginya atau sebuah kesialan... "

"... Dulu aku berpikir jika aku keluar menjadi supir akan membuat adik perempuan ku diceraikan dan dijadikan budak kembali mengingat janji manis mereka. "

"... Jadi adik mu masih menjadi istri dari pengusaha kaya? " Tanyaku.

" Benar. "

" Kalau mau sih, bunuh saja suami nya dan adik mu pasti mendapatkan semua harta dari suami nya, huh? " Ucapku sedikit bermain-main sambil menyengir.

" Hahaha... Andai saja aku bisa melakukan hal itu. "

" Kau sendiri bilang ingin dipenjara kan? Kenapa tidak kau lakukan saja? " Ucapku.

Dia hanya termenung dan tertawa sedikit,
" Akan kupikirkan lagi hal itu, " Ucapnya sambil tertawa pahit.

Saat ia selesai berbicara, semua orang langsung keluar dari tempat itu dan hendak pulang, kemudian aku langsung berusaha naik, namun si botak plontos ini tahu jika aku tidak bisa naik kereta nya sendiri, ia mengulurkan tangan nya dan membantuku untuk naik.

" Terima kasih, ngomong-ngomong, siapa nama mu? " Tanyaku pada nya.

" Namaku adalah Isaac, ya, Isaac saja. "

" Salam kenal, Isaac. "

Kemudian ia langsung menuju kedepan untuk duduk ditempat nya, sembari menunggu lelaki yang tadi kami berangkat bersama, aku sedikit ngelamun dan pikiran ku kosong karena sedikit bosan.





" APA MAKSUDMU?!!! BUNCIT?!!!! "

Siapa disana???














To be continued...

Protect Her. Where stories live. Discover now