29. | Coming Back

196 30 6
                                    

[VOMMENT, SHARE ARE HIGHLY APPRECIATED]



"Jadi kamu sudah dapat kabar terkini dari tuan Archie? " Tanya Ciel sambil menyodorkan tubuhnya sembari melihat surat dari daddy.

Aku mengangguk kencang,
"Benar, dad--maksud ku, ayah menanyakan tentang siapa saja yang ada di TKP. "

"Disana ada aku, Joseph, Lucas, Isaac dan Louise. Biar gampang, biar aku saja yang menulis surat untuk tuan Archie, kau bisa duduk manis disini, " Ucap Ciel sambil menarik secarik kertas dan mencelupkan ujung pena ke tinta.

Aku hanya duduk diam melihat gesekan pena yang menghasilkan goresan indah dari Ciel,
"Ciel, " panggilku.

"Hmm? " Respon nya tanpa melihat kearahku.

Aku melihat kearah Sebastian dan Rose, aku mengisyaratkan mereka agar keluar dan membiarkan kami di ruang kerja Ciel sendiri. Mereka mengerti dan keluar ruangan,
"Ada yang ingin kau bicarakan, Cordellia? " Ucap Ciel.

"Ciel... Maafkan aku.. " Ucapku sembari tertunduk.

Ciel tidak merespon dan tetap melanjutkan menulis.

"Aku tahu mungkin kamu sedikit kesal karena kecerobohan ku. Tapi, aku melakukan itu--"
"Kau datang kemari tujuan nya ingin meminta maaf atau pembelaan diri ? " Ucapan ku dipotong oleh Ciel. Ia berhenti menulis dan melihat kearahku dengan pandangan yang sangat amat kesal.

Aku terkejut dan sedih melihat sorot mata nya itu.

"Aku sudah berkali-kali memaafkan atas tindakan mu yang ceroboh itu, tetapi kamu tetaaaap saja keras kepala dan tidak mau diberi tahu. "

"Sering bahkan setiap saat aku selalu menegur mu atas tindakan mu. Aku juga selalu mencoba untuk mengerti kondisi mu saat kau akan melakukan sesuatu, walaupun aku menentang mu dengan alasan aku tidak mau dirimu terluka atau terlibat lebih dalam.

Tetapi apa? Kau selalu saja membuat alasan yang tidak masuk akal, tidak mau jujur, tidak mau bertukar pikiran. apakah kamu pernah menyadari bahwa semua tindakan mu itu sama saja tidak menghargai ku? Hm? "

"Aku hanya ingin satu untuk mu, aku selalu ingin kamu bisa menikmati masa remaja mu dengan baik, seperti layaknya bangsawan pada umumnya... Aku ingin kamu berbahagia... Aku tidak ingin kamu seperti ku, apakah... Apakah itu sulit, Cordellia..? " Tiba tiba suara Ciel getar.

"Lihatlah aku, aku sudah kehilangan kedua orang tuaku, saudaraku, masa kecil ku, dan aku tidak mau kehilangan dirimu... Tolong Cordellia, jangan membuatku merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya... Aku hanya ingin dirimu pengertian sedikit.. Hanya sedikit saja, is it too much I ask for?".

Tiba tiba air mataku mengalir mendengar curahan hati Ciel yang selama ini ia pendam sendirian. Benar, selama ini yang egois, tidak memikirkan perasaan orang sekitar, menutup mata dan telinga adalah aku. Tingkahku ceroboh, kekanak-kanakan, membuat Ciel tertekan, dan egois sekali!

"Stop, don't cry, please. I'm sorry... I make you cry... " Ucap Ciel sambil berjalan dan berlutut didepan ku, "maafkan aku, Cordellia. Tolong jangan menangis, aku hanya ingin mengeluarkan isi kepala ku... I'm sorry, " Ciel menggenggam kedua tangan ku dengan kencang, kemudian mengecup nya.

Aku menggeleng dengan pelan,
"Aku yang seharusnya meminta maaf, maafkan aku Ciel, selama ini aku tidak pernah mengerti posisi mu. Aku juga selalu mengacuhkan omongan mu, maaf... Maaf jika aku selalu membuatmu terbebani selama ini... "

"No... No.. Shhh aku tidak pernah menganggapmu sebagai beban, Cordellia. Jangan berpikir seperti itu, kamu sudah menjadi tanggung jawab ku, Cordellia... " Ucap Ciel sambil memelukku dengan sangat amat erat.

Protect Her. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang