16. TITIK AWAL LIONERZ (2)

197 46 137
                                    

Hai semua apa kabar?

Sehat semua kan?

Aku balik lagi nih tentunya bawa orang-orang yang bikin kalian rindu berat<3

Siap memecahkan celengan rindu kalian?

Isi semua paragraf dengan komentar kalian yah❤️

Jangan lupa dengerin musiknya juga biar makin kena di hati❤️

Happy Reading ❤️

“SELECT COMMA OR PERIOD! DON’T WAKE THE SLEEPING LION!”— LIONERZ

“Yang terpenting bukan menerima kenyataan Lang, tapi berdamai dengan kenyataan.”— Aretta Queensha Kesyawari

Kini mereka semua sedang menikmati hidangan yang tersaji di ruang utama. Perasaan Langit semakin tak karuan. Apakah keputusannya sudah benar atau sebaliknya? Bagaimana jika ia melakukan kesalahan suatu saat nanti? Bagaimana jika ia mengecewakan Bang Baron?

Pertanyaan itu menyerang Langit tanpa memberikan jawaban. Aldan melihat kegelisahan di wajah Langit, ia menghampirinya.

“Lang,” panggil Aldan sambil menepuk bahu Langit.

Langit tersadar dari lamunannya, “Kenapa?”

“Jangan bilang, lo ragu sama keputusan yang sudah lo ambil?” Aldan seolah tau hal apa yang sedang Langit cemaskan.

Langit hanya memandang Aldan, tatapannya menyiratkan banyak jawaban. Aldan mengangguk paham.

“Apa yang lo cemaskan selain hal itu, Lang?” Bukan hanya satu hal yang membuat Langit ragu, ada banyak hal yang membuat Langit menolak tawaran ini.

“Apa ada yang lebih mencemaskan selain hal itu?” Bukannya menjawab, Langit justru memberikan pertanyaan balik.

“Apa pun yang akan terjadi di masa depan nanti, kita semua gak akan pernah ninggalin lo,” ucap Aldan sambil merangkul pundak Langit.

Langit tersenyum lalu membalas rangkulan Aldan, “Kalau gak ada hukuman saat gue nyebut kata itu, mungkin udah gak kehitung berapa banyak gue bilang ke kalian.”

*****

Semua orang sudah selesai menikmati makanan yang ada, sekarang mereka berenam, Bang Baron, dan Bang Danang sedang berada di suatu ruangan.

Ruangan ini cukup besar di sisi kanan terdapat papan bilyard, sisi sebelah kiri terdapat televisi, peralatan game lainnya dan di sisi tengah terdapat kursi untuk diskusi.

Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu tak menyangka jika di dalam akan ada ruangan seperti ini, pantas saja mereka bergitu betah berada di sini.

“Tempat ini sudah seperti rumah, mereka akan terus ada di sini tanpa lo minta. Gue harap lo bisa jaga tempat ini dengan baik, gue titip tempat ini dan Lionerz ,” ucap Bang Baron, menepuk pundak Langit.

Langit menelan ludahnya berkali-kali, tenggorokannya mendadak kering.

“Gue harap kalian bisa nyaman berada di tempat ini, anggap juga kalau ini rumah kalian,” kata Bang Danang.

“Bakal canggung banget Bang, kita jarang banget datang ke tempat ini, paling juga di ruang utama gak sampai sini,” ucap Aldan, sungguh ia merasa sangat canggung, banyak orang-orang  yang mereka tidak kenal, ada anak dari sekolah lain juga berkumpul di tempat ini.

LIONERZ, perkumpulan anak SMA Meteor. Sebagian anggota utamanya memang rata-rata anak SMA Meteor dan sebagiannya lagi berasal dari luar SMA Meteor jadi bisa di katakan anggota mereka tersebar luas dimana-mana.

Langit Sebastian BratadirkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang