Chapter 1

82.1K 4.7K 115
                                    

🦄 QUEENERA 🦄

Panti Asuhan Mutiara, didalam sana terdapat banyak anak-anak yang sudah yatim, piatu atau sengaja dibuang kesana, mereka akan di beri pendidikan sampai tamat sma karna pemilik panti hanya sanggup membiayai sekolah mereka sampai jenjang sma saja.

Disebuah kamar, terdapat seorang gadis remaja yang sedang bergelut di dalam selimut bergambar beruang, asik dengan tidurnya, sampai tak bisa dibangunkan dari tadi.

Wanita berhijab yang sejak tadi berdiri itu berdecak melihat putrinya tidak berniat membuka matanya sedikitpun.

"Queen ayo bangun." ujar Bunda, sang pemilik panti dengan nada lembut.

"Sayang kamu hampir telat sekolah."

"Emm."

"Queen!"

"Bentar lagi bunda."

"QUEENERA!"

"Iya bunda."

Gadis itu langsung beranjak bangun dari tidurnya dan lari cepat menuju kamar mandi, tak mau kena amukan bunda yang begitu mengerikan yaitu diceramahi selama 1 jam.

Bunda memperhatikan putrinya sambil menggeleng kepala, setelah itu langsung keluar dan pergi ke kamar sebelah untuk membangunkan anak-anaknya yang lain.

Beberapa menit kemudian.

Gadis itu sibuk memasang name tag pada seragamnya. Namanya adalah
Queenera Salsabila. Gadis yang terpisah dari keluarganya sejak kecil kemudian dirawat dan di besarkan di panti asuhan.

Ia pun mengikat rambutnya menjadi satu dan di kuncir kuda, mengolesi wajahnya dengan bedak bayi tanpa memakai lipstik karena bibirnya sudah pink alami.

Queen menatap bayangannya sendiri, memasang senyuman manis di pantulan kaca kecil lalu Queen melangkah keluar dari kamar.

"Adik-adik belum bangun bunda?" Tanya Queen sambil berjalan mendekati sang bunda di meja makan.

"Belum, lebih baik kamu bangunin mereka. Suruh bersih-bersih terus kesini sarapan bareng." Queen mengangguk melaksanakan perintah bunda.

Cklek

Suara pintu yang dibuka oleh Queen, ia melihat adik-adiknya masih tidur dengan damai.

Queen berjalan ke meja yang terdapat jam waker dan menyalakan alarmnya.

Kring
Kring
Kring

6 menit kemudian belum ada satupun yang bangun akhirnya Queen mencoba menepuk-nepuk pipi mereka satu persatu.

"Hei, bangun bunda udah nungguin dibawah."

Tapi mereka belum terbangun juga, huft oke seketika muncul ide jail di otak Queen.

"KEBAKARAN KEBAKARAN TOLONG SELAMATKAN DIRI KALIAN, ADIK-ADIK CEPAT KELUAR RUMAH KITA KEBAKARAN." Teriak Queen dalam satu kali tarikan nafas.

1

2

3

"Huaa aku belum mau mati, belum bahagiain bunda dan calon istri." Ucap anak laki-laki umur 10 tahun.

"Hua hiks hiks hiks." Kaget anak perempuan umur 5 tahun.

"Bunda tolongin aku." Teriak anak laki-laki umur 7 tahun.

Masih ada lagi ucapan-ucapan mereka yang lain bersahut-sahutan memenuhi kamar.

"EHEM!" Queen berdehem keras.

"Loh kok ada kakak? katanya ada kebakaran, dimana kak?" tanya mereka dalam satu pertanyaan yang sama.

"Gak ada, kalian kakak bohongin supaya bangun." ujar Queen dengan polosnya.

"Jadi kakak ngerjain kita?" Serempak mereka.

"Iya hehe"

"KAKAK!"

Dimeja makan

Queen makan dengan tenang tak menyadari tatapan-tatapan kesal dari para adiknya. Queen paling tua disini karena kebanyakan anak yang sudah seumurannya memilih keluar dari panti dan mulai mencari pekerjaan.

Queen bangkit menggendong tasnya dan mulai menyalimi bunda serta adik-adik yang terlihat masih kesal namun tetap menerima tangannya.

"Bunda Queen berangkat dulu ya."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

🦄🦄🦄

Tak terasa angkot yang dinaiki Queen telah sampai didepan gerbang sekolahnya, ia turun setelah membayar dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

Queen berjalan menunduk saat melihat di depan gerbang sudah ada yang menunggu kedatangan dirinya.

"Hai Queen dateng agak telat ya?" Ucap Tiara melembutkan nada suaranya.

"Iya tadi Que-"

"Gak usah banyak alasan nih tugas kita tolong lo kerjain istirahat nanti kita ambil."

Tiara memberikan setumpuk buku pr miliknya dan teman-temannya untuk dikerjakan oleh Queen.

"Oke deh kita pergi dulu."

"Dadah."

Queen menghela nafas, mulai memasuki kelasnya lalu langsung mengerjakan buku pr milik Tiara dan teman-temannya. Masih sisa beberapa waktu sebelum bel berbunyi. Queen menyemangati dalam hati ia harus bisa menyelesaikan semuanya.

Setidaknya Queen bersyukur tidak jadi sasaran bullyan hanya disuruh-suruh seperti pembantu.

🦄🦄🦄

Guys, ini cerita pertama ku. kalau banyak kesalahan kata, tolong komen ya biar aku perbaiki lagi.

Vote dan komen, Ayo!

Sekian..

QUEENERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang