36~Hukuman

14.5K 944 18
                                    

Jangan bosenn yaaaa 😅

Yoo semangaatt bacanyaaa!!

°°°°°°°°°

Tap tap tap

''Gimana keadaan princess?'' Tanya Adrian yang baru sampai dirumah sakit bersama yang lainnya.

''Masih diperiksa.'' Jawab Mahen seadanya.

''Orang rumah?'' Tanyanya lagi.

''Udah Bara telepon Pih.'' Kali ini Bara yang menjawab. Setelah itu terjadilah sebuah keheningan diantara mereka.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari ujung lorong membuat perhatian mereka semua tertuju kesana.

''Mas gimana anakku? Bagaimana bisa begini?'' Tanya Dini khawatir kepada Mahen sang suami.

''Pih Ara gimana? Bukankah aku sudah bilang jangan sampai Ara terluka.'' Sinis Putri sang Mamih kepada Adrian suaminya.

Ya, orang yang berlari di ujung lorong itu adalah Dini dan Putri. Mereka terlihat khawatir- ah tidak sangat khawatir lebih tepatnya setelah mendengar kabar bahwa Ara masuk rumah sakit lagi. Maka dari itu mereka langsung berlari setelah turun dari mobil tadi.

''Maaf Papih nggak bisa jaga Ara.'' Lirih Adrian yang sudah memeluk sang istri. Seketika tangis yang Putri tahan keluar setelah dipeluk oleh suaminya Adrian.

''Anak kita masih diperiksa didalam sayang. Kita berdoa semoga dia baik-baik saja ya.'' Jelas Mahen kepada istrinya yang sudah ada dipelukannya.

Sedangkan anak-anak lelaki nya hanya terdiam menundukkan pandangan merasa bersalah tidak bisa menjaga Ara. Semua termasuk Kevin dan Ano merasa bersalah dan khawatir yang sangat.

Hingga perhatian mereka semua teralihkan ketika mendengar bunyi pintu yang terbuka dari dalam sana.

Cklek

Keluarlah dokter yang memeriksa keadaan Ara membuat mereka semua langsung menghampiri dokter itu dan menyerbu dengan berbagai pertanyaan membuat dokter itu pusing ingin menjawab yang mana.

''Kalian diamlah biar dokter menjelaskannya lebih dulu.'' Jengah Adrian melihat mereka semua secara tidak sadar membuat dokter itu bungkam.

Mendengar ucapan Adrian akhirnya mereka pun terdiam menunggu jawaban dokter.

''Baik Tuan, Nyonya. Dari hasil pemeriksaan kami tadi alhamdulillah nya tidak ada hal yang fatal ditubuh nona. Untuk kepala nya pun tidak sampai terluka parah dan membutuhkan banyak darah. Hanya terbentur dan mengeluarkan darah akibat gesekan yang keras. Dan tubuh nona yang lain pun sudah saya kasih salep pereda nyeri dan menghilangkan lebam-lebam. Jadi saran saya untuk memberikan salep itu sehari dua kali setelah mandi dan sebelum tidur. Dan yang terakhir nona hanya pingsan karena kelelahan dan pikiran yang terlalu terbebani.'' Jelas dokter itu membuat mereka menghela napas lega.

''Apakah perlu dirawat?'' Tanya Mahen.

''Mungkin untuk beberapa waktu nona akan dirawat disini mengingat keadaan nona yang seperti itu membutuhkan pengawasan lebih agar bisa stabil lagi. Kami takutnya akan ada efek yang tidak bisa kami prediksi sebelumnya.'' Jelas dokter itu lagi.

''Baik dok terimakasih. Bawa anak saya keruang VVIP ya dok.'' Ucap Dini yang diangguki oleh dokter itu.

Sekarang mereka para lelaki sudah berada disebuah tempat kumuh termasuk Kevin, Ano, Rey dan Davin. Rey, Fira dan Davin sendiri sebenarnya setelah dokter menjelaskan dan akan membawa Ara keruang rawat mereka baru tiba di rumah sakit. Dan saat ini yang ada dirumah sakit hanya Mamih, Mommy dan Fira. Oma dan Opa pun masih diperjalanan menuju rumah sakit, mungkin hanya Oma karena Opa akan menyusul para lelaki ke tempat kumuh ini.

Saat mereka pertama kali memasuki tempat ini yang mereka lihat ada enam perempuan yang terikat dan satu laki-laki yang sama terikat juga.

Mereka semua sepakat untuk menunggu Zaki sang kepala keluarga Pratama untuk menghukum mereka yang sudah menangis dan merasa menyesal. Mungkin.

Hingga sebuah suara mengalihkan perhatian mereka semua.

''Jadi bagaimana mereka bisa melukai cucuku?'' Tanya orang itu yang tak lain adalah Zaki.

''Boleh kita jelaskan dengan sebuah prakter Opa?'' Seringai Bara.

''Tentu saja nak. Kakek ingin melihatnya.'' Ucapnya.

''Tidak! Tidak! Jangan mendekat. Apa salah kami kepada keluarga Pratama?'' Teriak histeris dari Lala membuat mereka berhenti melangkah.

''Karena kau telah melukai permata kami. Anak perempuan dan cucu perempuan satu-satunya dikeluarga kami.'' Jelas Adrian dengan menahan kekesalan.

''Siapa? Aku tidak melukai keluarga kalian?!'' Kali ini Heri yang membuka suara.

Sungguh mereka hapal sekali bagaimana keluarga Pratama ini, sangat menyeramkan jika mereka sudah marah. Maka dari itu banyak dari mereka dan rekan bisnis nya untuk berhati-hati jika masih ingin hidup bebas.

''Kalian melukainya!'' Geram Rian.

''Siapa? Siapa orang yang kalian maksud itu hah?'' Tantang Syilla karena dia merasa tidak mempunyai masalah.

''Inara Azzahra Pratama. Dia adalah anak perempuanku satu-satunya yang sudah kalian lukai bak seseorang yang sudah melakukan kesalahan fatal yang nyatanya itu hanya karena kalian iri dan cemburu dengan kehidupannya.'' Sinis Mahen. Membuat mereka semua tidak percaya.

''Syilla bukankah kamu bilang bahwa Ara hanya anak pungut yang dibuang oleh keluarganya? Apa kau menjebak kami?!'' Geram Rere sedangkan keluarga Pratama dan teman-temannya hanya melihat drama yang ada didepan mereka.

''Aku tidak tahu! Karena yang kami tahu hanya dia seorang anak yang dibuang dan seorang jalang kecil.'' Sinis Syilla di akhir kalimat nya. Membuat siapapun yang mendengar hal itu dibuat geram.

''Shut up bitch!'' Geram Rian. ''Aku sudah tidak kuat lagi. Karena mereka semakin tidak tau diri!'' Lanjutnya.

''Silahkan son Daddy tidak akan menghalangimu.'' Ucap Mahen kepada Rian.

''Dan mungkin kalian yang harus melakukannya. Kita yang sudah berumur ini terakhir saja. Ingat jangan sampai pingsan dan mati. Karena mereka tidak boleh mati dengan cepat.'' Ucap Adran dengan santai.

''Siap Pih. Hello bitch. Welcome to the hell.'' Sinis Zidan.






°°°°°°°°°°°°°°°°

Udah double up nih wkwk.

Yang nunggu syilla dapet karma kayanya harus nunggu sampai part depan deh 😂😂🤣

Jadiiiii ....

See you next part!!

Very Possesive BrotherWhere stories live. Discover now