16~Pulang?

23K 1.5K 1
                                    

Ada yg nunggu cerita ini ga? Wkwk

Hepi riding ❤

°°°°°°°°°

''Dad Ara boleh pulang?'' Tanya Ara.

''Belum sayang.''

''Mom.'' Rengek Ara.

Sungguh Ara benar-benar bosan saat ini. Sudah satu minggu dia merengek minta pulang. Namun ada saja alasan yang diberikan keluarga kepadanya.

'Kamu belum sembuh sayang.'
'Nanti ya kalau kamu sudah sehat.'
'Kamu masih banyak memar-memar nya tuh. Besok aja ya.'
'Iya besok. Besoknya lagi maksud abang.'

Ya begitulah kira-kira jawaban yang mereka berikan.

Tentu saja Ara bosan. Setiap harinya dia hanya diam di ruangan. Tidur, makan, nonton, ke air. Gitu aja terus.

Tidak lupa setiap harinya psikolog datang untuk menyembuhkan Ara dari traumanya. Dan terbukti sedikit demi sedikit trauma itu hilang.

Memang tidak akan hilang secara sempurna. Namun setidaknya trauma itu tidak akan mengganggu kehidupan Ara.

''Ayolah Dad Mom. Ara bosan.'' Rengek Ara lagi.

Ya sekarang Ara sudah menerima mereka sepenuhnya. Tidak ada kata canggung lagi. Pendekatan selama kurang dari satu minggu itu menghasilkan banyak perubahan.

Dari Ara yang tidak canggung lagi. Ketujuh anak mereka yang tidak dingin lagi. Para orang tua yang tidak gila kerja lagi.

Memang Ara merupakan jiwa, hati, cahaya mereka. Maka apapun yang Ara pinta mereka akan beri.

''Nanti ya sayang. Ara mau jalan-jalan ke taman?'' Tawar Dini sang Mommy.

''Mau mau!!'' Anggukan dan jawaban yang antusias dari Ara membuat kedua orang tuanya gemas.

''Baiklah. Tapi dengan syarat kamu pakai kursi roda ya sayang'.' Ucap Daddy Mahen.

''Hah? Kok gitu sih Dad. Nanti Daddy cape loh dorong-dorong Ara.'' Nego Ara agar tidak memakai kursi roda.

'Aku kan udah nggak apa-apa. Kenapa harus pake kursi roda sih.' Batin Ara kesal.

''Nggak kok sayang. Kamu kalau jalan ntar kamu sakit lagi. Daddy kan kuat, ya nggak dad?'' Tanya Dini kepada sang suami.

''Iya dong. Udah sini Daddy gendong kamu.''

Akhirnya Mahen pun menggendong putrinya Ara dan mendudukkannya di kursi roda.

Setelah siap mereka pun langsung pergi menuju taman. Dengan Mahen sang Daddy yang mendorong kursi roda tersebut, dan Dini sang Mommy disamping Ara memegang lembut tangan sang anak.

''Mom liat bunganya lucu.'' Riang Ara.

''Kamu suka bunga?'' Tanya Mommy lembut.

''Suka suka. Mereka warnanya lucu-lucu, wangi Ara suka.'' Jawab Ara dengan antusias.

Ara memang penyuka bunga, dan makanan manis terutama coklat. Bahkan dulu Ara pernah bermimpi mempunyai kebun bunga sendiri.

''Dirumah ada kebun bunga loh sayang.'' Timpal Daddy.

''Serius Dad?!''

''Serius. Mommy kamu juga suka bunga. Jadi dia tanam sendiri dan buat kebun bunga dihalaman belakang rumah.'' Jelas Daddy.

''Waaahh. Nanti Mommy kapan-kapan ajak Ara ke kebun ya Mom. Pasti banyak bunga sama kupu-kupunya.''

''Boleh dong sayang. Nanti kalau kamu sudah pulang kita ke kebun bunga ya.''

Very Possesive BrotherWhere stories live. Discover now