Part 3

554 71 16
                                    

Lisa membuka matanya selebar mungkin saat mendapati tumpukan baju bayi dengan warna yang berbeda di hadapannya.

Sang pelaku penumpukan menampilkan gigi putihnya.

Lisa mengambil beberapa baju dan menelitinya. "Sayang, Baby masih berusia 3 bulan. Kita belum bisa mengetahui apakah dia laki-laki atau perempuan. Kenapa---"

"Sayang" Hanbin memotong ucapan Lisa. "Untuk itulah aku membeli beberapa macam warna dan model yang tentunya berbeda."

Lisa dapat melihat Hanbin yang begitu semangat. Tawa nya kemudian tercipta. "Yasudah, iya-iya." Ujarnya.

Membuat Hanbin tersenyum menang dan langsung menyentuh ujung hidung Lisa dengan gemas.

"Kau tahu, sayang?" Tanya Hanbin.

"Hm?"

"Sebenarnya, alasan tersembunyi aku membeli baju bayi sebanyak itu karena aku berharap bahwa bayi kita kembar." Hanbin menampilkan dimple nya. "Laki-laki dan perempuan." Lanjutnya.

Lisa terkekeh. "Semoga Tuhan mengambulkan doa mu." Ujarnya.

Hanbin mengangguk. Lelaki bangir itu membawa Lisa ke dalam pelukannya. "Besok jadwal check up, ya? Biar aku saja yang mengantarmu, jangan suruh Bibi Hong lagi."

Lisa mendongkak. "Memangnya kau ada waktu besok? Bukannya beberapa minggu ini perusahaan sedang dalam masa penting?"

Hanbin membenarkan letak poni Lisa dengan lembut.

"Ada." Jawabnya disertai sebuah senyuman.

***

Hanbin menatap kue coklat buatan tangannya itu dengan nanar.

Rasanya pahit dan juga sangat keras.

Apa yang salah? Hanbin rasa ia sudah pas menakar semua bahan. Tapi, kenapa begini?

"Sayang, sudah jadi belum?"

Hanbin tersentak saat mendengar suara Lisa yang agak berteriak dari dalam kamar. Lelaki bangir itu menggigit bibir bawahnya resah.

"Sayang?"

Hanbin menghela nafas. "Sebentar lagi, sayang. Kalau sudah jadi, aku antar ke sana, okey?"

"Baiklah. Jangan lama-lama, kasian baby."

Hanbin meringis mendengarnya. Masa iya , ia harus memberikan Lisa kue gagal ini?

Rasanya bahkan Hanbin rasa tak pantas untuk disebut kue.

Grh

Hanbin mengambil handphone nya. "Hallo, dengan LL Bakery?"

Hanbin tak bisa membiarkan istri dan calon bayi nya memakan makanan tak layak.

Hanbin hanya berharap kalau Lisa tak menyadari bahwa kue yang akan Hanbin berikan nanti adalah kue hasil beli. Bukan buatan tangannya sendiri.

Tapi, semuanya tak berjalan semulus yang Hanbin kira.

Hanbin benar-benar bodoh karena menelfon toko kue yang dikelola keluarga Lisa.

Lisa tahu Hanbin memesan kue coklat itu karena salah satu karyawan nya Lisa-yang sialnya teman Lisa juga- menelfon, bertanya apa Lisa benar-benar mengidam makan kue coklat tengah malam begini.

Yah, Hanbin memang bodoh.

Dan kalian tahu, Lisa terus menerus menangis malam itu.

Menuduh Hanbin jahat padanya karena berbohong.

Kejadian itu merupakan pengalaman bagi Hanbin.

Ia tak boleh membohongi wanita yang sedang mengidam.

U AND I - HANLIS / HANLICEWhere stories live. Discover now