Kalau dipikir-pikir pesan yang diberikan Bayu sebelum pergi ini benar-benar mirip orang tua yang akan meninggalkan anaknya sendirian di rumah.

**

Bayu menepikan motornya di depan sebuah kos-kosan berpagar abu-abu. Ia melihat ke rumah susun itu dan orang yang dicari masih belum ada.

Bayu : aku udah di depan

Sayangku : ok aku keluar

Bayu : yup

Tak perlu waktu lama pintu kedua dari depan terbuka dan menunjukkan gadis yang sudah dia tunggu kehadirannya. Gadis itu melambaikan tangan sambil berlari kecil keluar pagar lalu menutupnya lagi.

"Udah kelar semua tugasnya?" tanya Bayu seraya memberikan helm cadangan.

"Beluuum. Nanti pulangnya anterin gue ke sini lagi ya, nginep sini gue," jawab gadis itu memakai helm lalu naik ke belakang Bayu. "Go go!"

Bayu terkekeh melirik gadisnya dari spion. "Nggak sabaran banget yang mau ketemu Ardhito."

"Nggak sabar dong. Sumpah ya gue tuh belum pernah ketemu sama dia."

"Ketemu juga dia nggak ngenalin lo. Nggak usah ngarep banyak ya, nanti kita ada di tengah-tengah lautan manusia."

"Berisik. Buruan berangkat ntar keburu penuh."

"Iya iya Serenina kesayangaaaan."

Yap. Serenina Anggraini Sanawijaya atau yang biasa dikenal sebagai Nina. Ialah gadis yang selama ini berpacaran dengan Bayu.

Bayu dan Nina sudah lama berpacaran dan bulan ini akan menginjak dua tahun. Mereka sengaja tidak memberitahu anak-anak rumah tentang ini, hanya geng senior yang tahu perihal hubungan keduanya. Tidak ada alasan khusus mengapa mereka tidak memberitahu yang lain, mereka hanya tidak ingin anak-anak jadi heboh. Meski begitu, keduanya sepakat berkata jujur jika ada anak rumah yang menanyakan tentang mereka.

Selama tidak ada yang menanyakan maka mereka akan tetap diam. Namun beberapa waktu lalu Bayu merengek ingin memberitahu anak-anak rumah kalau mereka berpacaran, tapi Nina tetap teguh pada kesepakatan awal. Itu sebabnya mereka berdua debat di dapur pagi-pagi.

Alasan Bayu ingin menunjukkan hubungan mereka adalah karena dia sempat merasa cemburu berat pada Aji yang beberapa waktu belakangan jadi makin akrab dengan Nina.

Orang sedewasa Bayu pun bisa jadi kekanak-kanakan jika sudah berhubungan dengan rasa takut kehilangan.

"Na."

"Apa?"

"Nggak pa-pa."

"Ish dasar aneh!"

"Aneh aneh gini tapi dipacarin juga."

**

Sampai di lokasi pertunjukan, Bayu dan Nina segera menuju ke area panggung. Mereka berdua gagal dapat barisan terdepan pada akhirnya harus menerima tempat manapun yang pasti harus bisa lihat ke panggung.

Ardhito naik ke atas panggung, mengundang teriakan dari para penggemarnya termasuk Nina yang berdiri di tengah-tengah. Bayu di sebelahnya cuma bisa tertawa dan menggelengkan kepala melihat Nina yang terlalu bersemangat.

"Kelihatan?" tanya Bayu melihat Nina berjinjit sambil berpegangan pada lengannya.

"Kelihatan sih, tapi butuh effort biar bisa lebih jelas," jawab Nina tanpa menoleh sedikitpun.

"Mau digendong?"

"Dih apaan sih." Nina malah melirik sebal mendengar tawaran pacarnya.

Bayu tertawa kecil memeluk singkat Nina dengan rasa gemas. Membuat Nina mengerang sebal karena rambutnya jadi berantakan.

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now