09. The Siblings

1.4K 629 41
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Maafkan foto editan saya yang alakadarnya

Masih belajar

**

Jika bukan karena Felix yang bantu melerai pertengkaran di fakultas hukum tadi siang, sudah pasti dua tersangka perkelahian itu bakal duduk di hadapan guru besar fakultas tersebut dan mungkin bakal dapat masalah. Beruntungnya sampai sekarang belum ada kabar apa-apa yang menandakan para mahasiswa yang jadi saksi tadi tidak ada yang melapor ke pihak dosen.

Mika bete banget sama Sonya. Dari tadi terus mengomel, adik bungsunya sekarang yang jadi korban rasa bete cewek itu. Sedikit memaksa, Mika menawarkan masker spirulina ke Aryan. Respon Aryan gimana? Jelas dia iya iya aja pas diseret ke ruang tamu karena tidak memiliki keberanian melawan sang kakak yang lagi bete. Sambil mengoles masker ke wajah Aryan, Mika sekalian curhat masalah tadi siang.

"Udah, Kak, sabarin aja." Aryan mengatakan seraya menahan pergerakan bibirnya. Setengah dari mukanya sudah terlapisi masker warna hijau.

"Sabarin gimana? Lo mau punya kakak ipar kelakuannya kayak jaran kepang begitu?!"

Aryan mengunci bibir rapat-rapat.

"Mika kayak orang kesurupan tadi." Felix yang lagi di sana juga ikut berkomentar.

"Diem." Mika melotot galak ke Felix.

"Tapi Mik, kenapa lo malah maskerin Aryan malem-malem begini?" Felix mengerutkan kening ke Mika.

"Aryan tuh kulitnya mulai kusem, jadi perlu dirawat. Udah kuliah jadi kudu glow up."

Aryan menghela napas panjang, cuma bisa pasrah asal kakaknya senang.

Tak lama, Haris memasuki rumah sembari membawa tas ransel di tangan kanan. Cowok itu melempar tasnya ke sembarang tempat. "Lo nggak pa-pa, Mik?"

"Nggak pa-pa apanya?" Mika menukas ketus.

Aryan dan Felix saling lirik merasa atmosfernya mulai nggak enak. Felix yang memang lagi nggak ngapa-ngapain di sana langsung masuk ke dalam sementara Aryan yang masih dalam cengkraman Mika cuma bisa diam di tempat. Melihat drama apa yang bakal disuguhkan padanya.

"Gue denger tadi lo berantem sama Sonya," kata Haris dengan suara pelan membuat Mika mendecak sebal. "Ngapain sih berantem? Ngerebutin gue? Tenang aja kali, gue pasti adil. Lo kembaran gue Mik, belahan jiwa gue yang nggak akan tergantikan. Dan dia pacar gue, gue sayang sama dia," jelasnya panjang.

Mika mendengus meletakkan kuas di tangannya ke mangkuk masker. Cewek itu menoleh pada Haris dengan tatapan tajam. "Lo kira gue bocah banget berantem cuma gara-gara cemburu?"

"Lo pernah kayak gitu pas SMP."

"Itu karena gue masih bocah! Sekarang gue udah gede!"

Haris merapatkan bibir. Kadang menghadapi saudara yang emosinya suka meledak-ledak seperti Mika ini harus punya kesabaran lebih.

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now