34. Gelut Episode 2

978 298 82
                                    

Hari ini Jakarta dingin karena hujan yang mengguyur ibukota sejak kemarin sore sampai tadi pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Jakarta dingin karena hujan yang mengguyur ibukota sejak kemarin sore sampai tadi pagi. Tadi pagi bahkan Esa meringkuk di musolah—katanya sih di sana lebih hangat daripada di kamarnya sendiri—dan berselimutkan sarung. 

Listrik masing-masing kamar bulan ini mungkin akan lebih hemat mengingat hujan terus menerus datang. Bahkan di beberapa daerah sudah ada banjir. Perumahan mereka biasanya ikut kebanjiran jika hujan berkepanjangan datang, tapi beruntung sampai sekarang daerah sekitar perumahan masih aman-aman saja.

Pagi ini Nina memutuskan untuk masak buat anak-anak rumah karena sadar sudah mendekati akhir bulan. Walau perlu effort untuk belanja pagi ini karena harus bertarung dengan udara dingin dan hujan yang lumayan deras. Untung tempat belanjanya masih di blok. Salah satu tetangga di sini membuka toko sayur dan bahan masakan sehingga memudahkan warga tinggal di sekitar sini, jadi tidak perlu jauh-jauh ke pasar atau menunggu tukang sayur keliling yang lewatnya di atas jam tujuh pagi.

Tepat pukul tujuh Nina sudah selesai masak dan langsung siap-siap kuliah karena ada kelas pagi.

Waktu keluar kamar lagi setelah bersiap, yang Nina lihat adalah Bayu yang lagi sarapan di sofa sambil nonton televisi, Aji sedang minum susu di dapur, Mika sedang sibuk membuat tugas dengan Haris di sampingnya juga sedang makan sambil menonton drama Korea, serta Esa yang lanjut tidur dengan kepala diletakkan di atas meja makan.

"Sa, kalau mau lanjut tidur di kamar aja," kata Nina menepuk bahu cowok itu.

"Bentar, Mbak, lagi nunggu air dispensernya panas," jawab Esa tanpa membuka matanya.

"Emang semalem dicabut?"

"Iya, gue yang cabut pas ganti galon," sahut Haris menoleh pada Nina yang mulai memasukkan makanan ke dalam kotak bekal.

"Kenapa?"

"Iseng aja."

Selesai menyiapkan bekal, Nina melihat Bayu yang masuk ke dapur sambil membawa piring kosongnya. Nina dengan sigap meminta piring tersebut kemudian mencucinya di wastafel dapur.

Bayu mendekati cewek itu dan berdiri di sebelahnya untuk mencuci tangan sementara Nina masih menyabuni piring.

"Lo nggak mau ngomong ke anak-anak?" tanya Bayu sambil mengelap tangannya dengan saputangan yang tergantung dekat sana.

Nina mengerutkan kening. "Ngomong apa?" tanyanya bingung membuat Bayu menghela napas panjang seperti sedang kesal. "Soal yang di chat semalem?"

"Iya," jawab Bayu singkat.

"Nggak usahlah, orang nggak ada yang tanya juga."

"Kenapa lo kayak nggak suka gitu?" tanya Bayu melipat tangannya di depan dada dan memberikan tatapan datar.

Nina menoleh dengan kerutan di dahinya. "Lo kayaknya lagi coba nyudutin gue ya?"

"Enggak! Gue cuma heran aja, apa susahnya sih tinggal ngomong doang?"

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now