24. Bayu 20 Tahun

967 341 47
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Acara ulang tahun Bayu akan dirayakan siang ini. Karena itu sejak pagi semuanya mulai siap-siap, termasuk Bayu yang diberi perawatan ini itu oleh ibunya.

Mau ulang tahun sudah seperti mau menikah saja pakai perawatan segala.

Tidak seperti kebanyakan anak laki-laki yang menolak diberi masker atau krim perawatan lainnya, Bayu pasrah saja ketika tangan ibunya mulai bergerak di wajahnya dengan berbagai krim yang dia sendiri tidak tahu apa khasiatnya.

"Itu cewek-cewek yang kamu ajak, nggak ada yang deket sama kamu Mas?" tanya Mama sambil membersihkan wajah Bayu dari masker yang sudah mengering.

"Kenapa?" tanya Bayu balik.

"Nggak pa-pa, cuma mau tau aja. Eh iya semalem Mama ngobrol sama Shasha. Lucu ya anaknya, suka tiba-tiba nggak nyambung gitu."

Bayu terkekeh. "Iya emang gitu. Tapi justru itu yang bikin gemes."

"Bener. Kalau Mama lihat-lihat ya, orang kayak Shasha cocoknya sama Calvin. Yang satu sangar yang satu gemesin."

"Apa sih Ma mendadak nyocok-nyocokin temen aku."

"Berbanding terbalik sama Nina ya. Dia dewasa banget."

"Bener." Bayu mengangguk setuju.

"Tapi di antara cewek-cewek yang kamu ajak, Mama paling seneng sama Mika deh, Mas." Mama menghela napas sambil tersenyum. "Nggak jaim gitu anaknya, gampang cocok sama orang, bahkan sama Papa semalem ngobrol banyak loh. Kamu nggak tertarik sama Mika?"

Seketika Bayu menggeleng. "Mika udah klop jadi adek aja. Lagian dia naksir sama seniorku," jawabnya meraih gelas di nakas.

Mama mengangguk menanggapinya. "Mas Bayu mau nikah umur berapa sih?"

Bayu yang sedang minum langsung tersedak mendengar pertanyaan ibunya yang sama sekali tidak diprediksi.

"Ha?" Bayu mengerutkan keningnya keheranan. "Mas baru masuk umur dua puluh beberapa jam udah ditanyain nikah aja."

"Kan cuma nanya Mas. Mama nggak pengin kamu nikahnya ketuaan, nanti kasihan anak kamu." Mama memukul lengan kekar anak sulungnya ini. "Nanti anak pertamanya masih kecil, kamunya udah ubanan."

Bayu mengusap bekas pukulan ibunya yang cukup keras. "Sebenernya Mas udah punya pacar sih."

Mama mendelik mendengar pengakuan anaknya. "Beneran Mas? Mama mau kenal kalau gitu!"

"Nanti kalau ada kesempatan bakal Mas kenalin, tenang aja. Orangnya baik kok."

"Mama percaya sama Mas." Mama tersenyum lebar sambil mengusap puncak kepala anak sulungnya. "Yaudah buruan dipakai bajunya terus siap-siap. Bentar lagi kita berangkat ke tempatnya."

"Iya," jawab Bayu sambil bangkit dari sofa kamar ibunya mengambil baju yang tergantung di depan lemarin lantas keluar dari sana.

Bayu menghela napas panjang ketika sudah di luar. Ternyata berdebar juga ketika ditanya tentang menikah oleh ibunya sendiri.

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now