23. OT12 Ke Surabaya!

Start from the beginning
                                    

Esa terpancing melihat menu dengan seksama. "Kayaknya gue mau ayam geprek deh."

"Di kereta ada Hokben nggak sih?" tanya Haris yang tiba-tiba memunculkan kepala menghadap ke belakang. Cowok itu memang duduk di depan Shasha dan Esa.

"Kalau Hokben ntar aja pas udah sampai Surabaya, sekarang yang ada dulu!" titah Shasha memukul permukaan buku menu di tangannya.

"Mbak, gue mau nasi goreng seafood ya!" pesan Mika dari samping. "Yang pedes."

"Eh jangan pedes! Perut lo belum keisi apa-apa dari tadi pagi, ntar sakit aja lo nyusahin semua orang," omel Esa panjang membuat gadis itu mendengkus sebal. "Nggak usah terlalu pedes, cabenya jangan banyak-banyak."

"Yaudah terserah," jawab Mika pasrah, yang penting makan.

Shasha mencatat pesanan teman-temannya ke note ponsel untuk disebutkan ketika petugas restoran menghampiri mereka. Nyaris semuanya sudah memesan, kecuali Bayu dan Nina.

Shasha memandang ke arah tempat duduk Bayu, dahinya berkerut ketika melihat cowok itu tengah bersandar nyaman di pundak Nina.

"Bayu bisa tidur?"

"Bisalah namanya juga manusia," jawab Esa ikut memandang Bayu.

"Maksud gue, biasanya Bayu nggak bisa tidur di perjalanan. Lo inget kan pas kita ke Jogja naik mobil tahun lalu, dia kan nggak tidur sama sekali." Shasha mengingatkan kembali memori tahun lalu saat mereka tahun baruan di Yogyakarta. "Mana nyaman banget lagi kayaknya."

"Nggak cemburu kan, Mbak?"

"Cih ngapain juga cemburu. Udah mantan mah mantan aja!" jawab Shasha nyolot.

Esa tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. "Percaya."

Shasha menoyor kepala Esa dengan gemas sampai membuat cowok itu mengeluarkan kata umpatan khas orang Jawa.

"Lo aja yang nanyain Bayu. Ntar sekalian lo pesen ke petugasnya, gue mau tidur!" Shasha memosisikan diri senyaman mungkin memunggungi Esa dan memejamkan mata.

**

Keheningan menyelimuti tempat duduk Rino dan Aji.

Mereka diam bukan karena canggung. Tidak sama sekali. Tapi karena saat ini mereka fokus pada sesuatu yang sedang mereka tekuni sehingga tak ada satupun yang membuka suara.

Aji sedang sibuk membuat mixtape untuk UTS praktik. Sedangkan Rino menyelesaikan bab terakhir dari skripsi yang sedang dikerjakan.

"Mas, gue mau minta tolong," ujar Aji membuat Rino yang tengah berpikir jadi menoleh ke arahnya.

Cowok itu memberikan tatapan bertanya pada pemuda berpipi bulat itu.

"Coba baca deh, kira-kira ada yang aneh nggak." Aji menyodorkan kertas berisikan lirik yang baru saja dibuatnya.

Rino menerima kertas tersebut kemudian mulai membacanya dengan seksama. Kemudian memberikan pendapat tentang beberapa kata yang kurang pas agar diganti denga kata lain.

"Ah iya iya iya, pantesan ada yang aneh pas gue baca lagi."

"Udah bagus kok. Itu tentang apa lebih jelasnya?"

"Tentang hidup yang sering nggak sesuai sama rencana manusia."

Rino mengerutkan kening, butuh penjelasan lebih lanjut.

Aji yang memahami ekspresi dari seniornya itu langsung menurunkan kertas ke pangkuannya.

"Jadi gini Mas. Tiap manusia pasti punya rencana dalam hidupnya, rencana a, b, c, dan seterusnya. Tapi semua rencana yang udah disusun itu nggak semuanya bisa dijalani. Pasti ada sesuatu yang nyimpang dari rencana, nggak tau itu rintangannya terlalu besar sampai nggak bisa diatasi, atau kejadian lain yang nggak sengaja terjadi dan menghambat manusia untuk menjalankan rencananya."

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now