18. Membuat Story Telling.

25 6 0
                                    

BelladonnaTossici9

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

BelladonnaTossici9

Halo selamat malam. Terima kasih kepada adik online-ku kimnurand_ yang sudah memintaku untuk sharing pengalaman.

Saya Bella, penulis Cabaca dan asisten editor Dreame yaitu Kak Nisa Atfiatmico yang pernah diundang ke sini juga.

Itu saja perkenalan saya.

Silakan baca materi dulu 15 menit.

https://my.w.tt/qbx5khbpC7 (link materi)

List Pertanyaan Sesi 1

1. Lady || Kak izin bertanya, biasanya dalam story telling itu nggak urut kronologi ceritanya, kadang ada yg udah ada yang di konflik A dan udah sampai konflik K, tapi tiba-tiba balik lagi. Muter-muter gitu kak, adakah solusinya? Lalu,  saya pernah membaca artikel kalau konflik di story telling itu banyak mungkin ada 5. Menurut kakak untuk yang baru belajar membuat story telling, konflik apa yang lebih cocok kita ambil?

2. Rudi || Kak Bella, saya mau nanya. Semisal kita membuat story telling dalam cerita kita, tetapi, pembaca dituntun untuk menemukan sendiri pesan apa sebenarnya yang ingin sang penulis sampaikan. Kalau begitu, gimana hukumnya, Kak?

3. Adel || Terima kasih sudah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kak, aku mau bertanya soal point nomor 6. Peka terhadap sekitar, kalau semisal kalimat yang ditemukan malah tidak sesuai dengan aura cerita kita gimana kak? Dan selain dari berita, dari mana kakak bisa menemukan kalimat-kalimat tersebut?

4. Alysia || kak bagi tipsnya agar saat nulis adegan di cerita itu tidak vulgar

5. Bayu || Halo kak, makasih buat materinya. Saya mau nanya kak, bagaimana kaka sendiri tau harus menggunakan show dan tell, apakah ada metode yang kaka gunakan buat mempermudah penggunaan show dan tell? makasih kak.

Jawaban Sesi 1

1. Konflik di story telling ada 5? Saya malah baru dengar.

Story telling dan konflik adalah dua hal yang berbeda. Intinya story telling adalah cara kita bercerita. Menceritakan sebuah kisah.

Tugas penulis adalah menyampaikan kisah sehingga pembaca nggak merasa seperti baca buku pelajaran.

Misal saya ambil contoh cerita saya yang judulnya Devils Inside di Cabaca. Konfliknya berat, tentang pengacara dan romance. Tapi pembaca saya nggak merasakan itu karena cara bercerita saya nggak seperti Buku kuliah, sehingga mereka bisa menikmati.

Soal konflik kenapa muter-muter, karena Penulis kurang matang mempersiapkan ceritanya. Gimana biar konflik tidak muter-muter? Bisa dengan cara membuat outline.

2. Hai Rudi, pertanyaanmu tentang pesan moral ya? Kalau saya berprinsip, cerita harus menghibur.

Mau menyelipkan adegan seks, ya selipkan saja. Novel saya kebanyakan ada adegan seksnya. Tetapi bukan artinya saya menyuruh pembaca melakukan seks di luar nikah.

Ruang Sastra Online [WDT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon