13. QnA Seputar Kepenulisan Scfi.

27 5 0
                                    

QnA sesi 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

QnA sesi 1

Question: Kak, biasanya kalau aku nulis, walaupun udah menulis dan menetapkan karakter tokoh, aku tetep kehilangan feel dari tokoh tersebut. Misalnya begini, dalam satu cerita aku menceritakan 2 orang di tempat yang berbeda. Nah, awalnya aku menggarap tokoh A, ketika aku beralih ke tokoh B, kadang karakter dari tokoh A terbawa ke tokoh B. Jadi, pembawaan karakter keduanya tampak tidak ada perbedaan, apalagi dari segi bahasa. Nah, kira-kira apakah kakak punya tips supaya aku tidak mudah terpengaruh oleh pembawaan karakter lain?

Answers: Tentang menulis karakter yang berbeda2, tapi terasa sama. Kamu gak sendirian. Ini masalah umum, dan saya juga masih sering kayak gitu. Ada beberapa cara untuk mengatasinya. Pertama, memperkuat karakterisasi tokoh-tokohnya sebelum kita mulai menulis, terutama mengenai latar belakangnya. Dari mana ia berasal, golongan sosial, kebiasaan, keinginan, pemikiran, interest, trauma, rasa takut dll. Semua itu bisa berpengaruh ke sifat, sikap dan gaya bicara, serta narasi. Tambahkan juga hal-hal unik yang bisa membuat dia tampak berbeda dibanding karakter lain. Yang unik biasanya akan lebih berkesan bagi pembaca. Sebelum menulis kita juga perlu banyak melakukan riset dan observasi. Banyak mengamati orang di sekitar kita, atau karakter-karakter yang ada di film. Pelajari gimana mereka berbicara. Kadang kita juga perlu berlatih peran, seperti aktor. Berdiri di depan cermin, kemudian berbicara sesuai profil karakternya. Atau menulis dialog antara tokoh-tokoh yang punya karakter berbeda tentang beberapa hal, walaupun dialog ini nantinya tidak akan muncul di dalam cerita. Setelah itu, saat menulis kita harus konsisten dalam menerapkan sudut pandang (POV) orang pertama atau orang ketiga terbatas. Jika kita menulis dengan menggunakan POV orang ketiga terbatas tokoh A, misalnya, berarti gaya bahasa dalam narasi dan pemikiran yang disampaikan harus sesuai dengan karakter dia. Namun, teori memang selalu lebih mudah daripada praktek. Tak ada jalan pintas. Supaya hasilnya benar-benar pas kita perlu lebih banyak menulis, berbuat kesalahan, lalu memperbaikinya.

Question: Kak, bagaimana cara membuat karakter villain yang mempunyai sisi hitam dan putih' secara bersamaan? Aku ingin menampilkan sisi 'gelap nya, tapi tidak ingin membuat dia menjadi sepenuhnya 'gelap!. Aku ingin menonjolkan sedikit sisi 'putih'nya dan membuat readers iba terhadap karakter villain ini, misalnya karena masa lalunya atau motivasi nya. Karena semua orang jahat berawal dari orang baik yang disakiti (seperti joker) atau orang baik yang melakukan sesuatu dengan dalih "kebaikan' tetapi ternyata semua hanya demi egonya sendiri (seperti thanos)

Answers: Tentang bagaimana membuat karakter villain. Karakter yang terasa bagus dan multidimensi tentunya gak muncul tiba-tiba dan harus dibangun lewat proses yang panjang dan dilakukan dengan cermat. Seperti di pertanyaan elun latar belakang tokohnya harus jelas seperti apa, sehingga pada saat si villain ini tampil, pembaca bisa mengerti alasan kenapa dia bertindak atau melakukan sesuatu. Dia akan tampil seperti tokoh yang nyata dan manusia, tidak hanya seperti karakter kartun yang hanya sekadar jahat. Pembaca akan iba karena sebelumnya ada proses panjang yang ditunjukkan oleh penulis, dan bukan hanya sekadar diberitahu di akhir.

Ruang Sastra Online [WDT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang