21. Perihal Waktu

2.1K 303 204
                                    

Hola, kita ketemu lagi. Aku rindu :)

Kalian apa kabar? Semoga sehat selalu ya...

#tim update cepet dengan part sedikit
#tim update lama dengan part panjang

Kalian masuk tim mana?

Udah siap buat spam komen? Semoga suka sama part ini ^-^

***

Ini semua hanya perihal waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini semua hanya perihal waktu

********

Di mana?

Aku menatap pesan dari Bang Reno yang masuk dua menit yang lalu. Setelah membalas jika aku berada di butik, tidak ada lagi notifikasi darinya. Pesanku hanya dibaca, tanpa dibalas.

Ini adalah pesan pertama yang dikirim Bang Reno setelah pertemuannya dengan Satya beberapa waktu lalu. Di hari pernikahanku saja, Bang Reno tidak mengirimiku pesan, sekedar mengucapkan kata selamat. Padahal aku sudah menunggu notifikasi darinya. Aku juga tidak mengerti kenapa Bang Reno tiba-tiba menghubungiku dan menanyakan posisiku saat ini.

Dia tidak mengerti jika aku sangat merindukannya.

Setelah menikah, Satya memutuskan untuk tinggal di rumahnya sendiri. Rumah yang sudah dia persiapkan sejak lama. Masih berada satu komplek dengan rumah utama Dirgantara. Mama Ambar-mertuaku, awalnya sempat protes karena Satya ingin memboyongku ke rumah barunya. Bagaimana pun juga, Satya adalah anak tunggalnya. Beliau tidak ingin rumah terlihat semakin sepi.

Tapi mengingat jarak rumah kami yang sangat dekat, hanya dengan jalan kaki saja sudah sampai, akhirnya Mama mau mengerti. Satya bilang, dia ingin menciptakan dunianya sendiri. Dunia yang hanya diisi oleh kami berdua untuk saat ini. Betapa manis bukan, ucapannya?

Keluarga Dirgantara benar-benar menerimaku dengan sangat baik. Aku masih ingat dengan ucapan Papa Dirga yang berkata, "sekarang kamu tidak sendiri lagi, ada kami, orang tua kamu yang akan selalu menjaga kamu. Kamu punya kami, Nak."

Kalimat ini sangat berarti untukku. Aku bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki sosok Ayah, lagi. Mama juga memperlakukanku seperti putri kandungnya, kasih sayang yang diberikan Mama, bisa aku rasakan dengan jelas. Aku benar-benar menyayangi mereka dan bersyukur bisa menjadi bagian Dirgantara.

Sekarang, aku sudah tidak berkelut dalam dunia sekertaris lagi. Tugasku sudah diambil alih oleh Mbak Vero. Kegiatanku hanya memantau bagaimana perkembangan butik, itu pun tidak setiap hari. Ini hal baru bagiku. Meski kata fashion bukan hal asing lagi dan beberapa kepengurusannya sudah aku mengerti, tetap saja ini perdana aku berkecimpung di dalamnya. Masih banyak hal yang harus aku pelajari.

Aku ditemani oleh Fanya, orang kepercayaan Mama. Selama dua minggu berada di butik, banyak hal yang aku pelajari. Tentang bagaimana management sebuah butik, pentingnya kreatifitas dan inofasi yang harus selalu dikembangkan, pemilihan bahan dan kedetailan di setiap intinya, membuatku semakin semangat untuk mempelajarinya.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang