⚠ Awas baper ⚠
..............
Ilyana harus berjuang seorang diri untuk menyatukan kembali keutuhan keluarganya yang telah hancur. Memecahkan semua teka-teki yang tidak pernah dia mengerti titik awal permasalahannya.
Ilyana dituntut keluar dari zon...
Maafin baru bisa update sekarang. Semoga suka sama keuwuan di part ini. Jangan lupa klik bintang di pojok sebelum baca.
HAPPY READING!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
------------------
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
27. Reason - Hei You
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti siang yang merindukan malam. Seperti senja yang menghadirkan kehangatan. Membuatmu selalu merasakan nyaman.
Ams DG Mode
Keadaan butik hari ini sangat ramai. Baik pelanggan dan karyawan, saling hilir mudik menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Ya... hari ini aku sudah mulai bekerja. Aku bosan berada di rumah tanpa melakukan apapun. Meski aku harus berusaha keras untuk membujuk Satya, agar suamiku kembali mengijinkanku bekerja.
Luka bekas operasi tembakku sudah mulai mengering. Nyeri yang aku rasakan juga sudah tidak terlalu sakit. Hasil kontrol yang aku lakukan selama satu bulan ini menunjukkan perkembangan yang baik. Aku sudah bisa melakukan beberapa aktivitas seperti biasanya. Hanya saja, untuk melakukan aktivitas yang berat, aku masih menghidarinya. Aku tidak mau mengambil resiko.
Setelah kejadian penembakan itu, Satya berubah menjadi sosok suami yang sangat, sangat, sangat protektif. Aku harus berusaha keras meyakinkan Satya jika aku akan baik-baik saja selama bekerja di butik. Lagi pula, ada lima anak buah Satya yang mengawalku dan menjaga keamanan di sekitar butik. Tentu saja dengan cara penyamaran.
Aku tidak mau menjadi pusat perhatian karena dikawal banyak bodyguard dengan pakaian serba hitam dan jas kakunya. Satya juga sudah menyiapkan seorang supir dengan ilmu bela diri yang dikuasainya. Keamanan yang diberikan Satya padaku jauh lebih ketat daripada sebelumnya.
Sejujurnya, di beberapa waktu aku masih merasa was-was, tapi aku tidak mau menunjukkan dengan jelas. Bagaimana pun juga, kejadian itu menimbulkan sedikit rasa trauma untukku. Aku merasa seperti diawasi dan diikuti, padahal tidak. Aku memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan pernah terjadi.