TIGA PULUH EMPAT - THE PREGNANCY

4.4K 358 5
                                    

Alyssa mematut dirinya di cermin, perutnya kini sudah terlihat sangat besar dan buncit. Ia tersenyum, puji syukur jabang bayinya tumbuh sehat dan normal dalam kandungannya. Namun sepertinya ia harus membeli baju baru karena baju yang ia miliki semakin menipis dan tidak lagi cukup dengan ukuran tubuhnya saat ini.

Ia kemudian menghela nafasnya sambil berjalan menuju ruang dapur untuk mengambil segelas air.

Tidak terasa usia kehamilannya telah memasuki minggu ke-21. Waktu benar-benar berlalu tanpa pernah menunggu orang-orang yang melalaikannya. Semenjak kehamilannya, banyak yang berubah darinya dan juga hubungannya dengan Chandra. Saat ini Chandra menjadi pusat dunianya, seakan ketika ada Chandra di dekatnya dirinya merasa semuanya akan baik-baik saja. Ia tidak pernah menyangka akan begitu mencintai suami yang juga merupakan sahabat baiknya itu hingga seperti ini. Sebelum kehamilannya ia tidak pernah membayangkan akan menangis ketika Chandra pulang terlambat atau lembur hingga malam, ia juga tidak pernah membayangkan bahwa ia akan membutuhkan pelukan suaminya untuk bisa tidur nyenyak di malam hari.

Chandra.. Chandra.. dan Chandra.. ia semakin merasa bahwa dirinya saat ini benar-benar tidak bisa hidup tanpanya, hal yang membuat Chandra terkadang mengejeknya.

"Bilang aja kamu yang kangen.. pake alasan dedek bayi yang kangen segala." Katanya.

"Suwer.. aku gak bohong.. kalau kamu gak ada tuh aku kangen sampe pengen nangis gak normal gitu.." Katanya pada suatu hari di awal-awal kehamilannya.

Ia pun tidak mengerti apa yang menyebabkan perubahan itu, entah memang karena efek perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuhnya atau memang hatinya yang semakin luluh akibat perlakuan Chandra padanya selama kehamilannya ini.

Kehidupan rumah tangga mereka memang bertambah hangat semenjak kehamilannya. Chandra selalu siap menjadi suami yang siaga jika dirinya membutuhkannya untuk apapun. Saat ini Chandra selalu berusaha untuk pulang lebih awal dari kantornya dan lebih memilih membawa pekerjaannya ke rumah jika memang ia terpaksa harus lembur dan menyelesaikan tugasnya malam itu juga. Chandra juga selalu menyempatkan diri untuk memasak sarapan untuknya sebelum pergi kerja ketika seharusnya ia yang melakukan itu untuk suaminya. Di malam hari sebelum tidur, Chandra akan bertanya mengenai kondisinya, apa yang bisa ia lakukan untuk membuatnya nyaman. Chandra juga tidak pernah melewatkan jadwal pemeriksaan kandungannya selama ini, ia selalu ada di sisinya. Alyssa bersyukur pada Tuhan karena telah mempertemukannga dengan Chandra.

Dering telepon genggamnya berbunyi, Alyssa berjalan menuju sumber suara.

"Halo Mam.." Sapanya ketika melihat siapa yang meneleponnya kali itu dari layar telepon genggamnya.

"Halo anak Mami sayang.. gimana kabarnya cucu Mami.."

"Sehat.. kok gak nanya kondisi aku sih Mam?"

"Oh iya bener.. gimana anak mama kesayangan sehat?" Katanya.

"Huu Mami.. mulai pilih kasih.." Katanya pura-pura kesal. "Iya aku juga baik.. cuman mulai bengkak aja kakiku nih kayaknya, sama bagian belakang aku pegel banget.."

"Iya itu biasa.. nanti bakal makin banyak gak nyamannya.. tapi gak apa-apa itu proses yang harus dilewati sama banyak ibu hamil, Mami pun gitu dulu waktu hamil kamu."

"Hm.." Katanya. Setelah merasakan bagaimana rasanya mengandung, ia menjadi semakin kagum dan berterima kasih pada Ibunya yang telah berjuang ketika mengandungnya dulu. "I love you Mamiku.." Katanya. Ibunya kemudian terdengar terharu.

"Kamu tinggal sama Mami aja yuk di rumah.. biar kalau siang ada temennya.. untuk sementara aja sampe kamu lahiran." Kata Ibunya.

Sebenarnya Ibu Chandra juga menawarkan hal yang sama padanya. Shyla pun tinggal bersama mereka dulu untuk sementara karena Kak Rendra yang sering bekerja ke luar kota. Namun sepertinya ia belum merasa membutuhkan itu. Sejauh ini Chandra selalu ada untuk menemaninya dan itu masih cukup baginya.

Tangled UpWhere stories live. Discover now