DUA PULUH DELAPAN - THE SECRET

3.1K 294 5
                                    

Alyssa terbangun dan menyadari jika dirinya akan terlambat sampai di meetingnya pagi ini. Walaupun hari ini adalah akhir minggu, ia terpaksa harus pergi ke kantor karena harus menghadiri presentasi proyek penelitian bersama calon klien mereka. Setelah akhirnya selesai bersiap, Chandra telah menunggunya di meja makan. Seperti yang ia katakan sebelumnya Chandra telah mempersiapkan sarapan untuknya.

"Haduh telat.." Katanya.

"Makan dulu nih udah aku siapin." Katanya. Chandra lalu menyodorkannya semangkuk salad buah yang telah ia persiapkan. Kemudian ia kembali ke dapur untuk mengambil sepiring nasi goreng untuk dirinya sendiri. Melihat hal itu tanpa sadar Alyssa menelan ludahnya.

"Hm.. nasi gorengnya kayaknya enak." Celetuknya.

"Mau sarapan nasi goreng? Tumben.. kamu kan lagi gak masak untuk aku.."

"Hmm boleh?"

"Yaudah nih.. nanti aku bikin lagi gampang." Katanya kemudian memberikan sepiring nasi goreng itu padanya. Alyssa tersenyum.

"Presentasi proposal riset kok weekend gini deh, aneh banget." Katanya lalu duduk di hadapannya.

"Hmm, calon klien kita ini dari Self Regulatory Organization (SRO) asing, mereka pengen tendernya ini dilakukan weekend. Kabarnya representative mereka di Indonesia bakal ikut hadir hari ini. Ibu Ani pengennya kita hadir di sana.. lengkap semuanya." Katanya.

Membayangkan harus bertemu kembali Ibu Ani di akhir pekan setelah selama lima hari berturut-turut diteror terkait proposal riset ini membuatnya mual.

"Bos kamu yang nyebelin itu masih jadi managing director?"

"Hm.. iya.. aneh banget gak bosen-bosen, gue sih kalau jadi dia mending jadi senior researcher aja yang gak perlu ribet urusan administrasi." Katanya. Alyssa berhenti sejenak ketika rasa pusing di kepalanya kembali menyerangnya. Sudah sebulan lamanya ia mengalami migren ringan seperti ini, awalnya tidak begitu mengganggu, namun semakin kesini intensitasnya semakin sering.

"Kenapa Ca? pusing lagi? Migrennya kambuh?"

"Iya nih.." Katanya

"Mau minum obat?" Tanya Chandra terlihat khawatir.

"Enggak ah.. males. Paling nanti ilang lagi." Katanya. Ia benci pergi ke dokter. Ia minum obat jika memang terpaksa dan sudah tidak mampu lagi menahan sakitnya. "Btw, nasi goreng kamu enak." Lanjutnya mengalihkan pembicaraan dari obat dan dokter.

"Iya dong pastinya. Chef spesialis pembuatan nasi goreng gitu loh." Katanya. Alyssa tersenyum melihat Chandra begitu bangga. "Beneran gak kenapa-kenapa? Mau ke dokter?"

"Beneran.." Katanya. "Kamu mau separoan?"

"Gak apa-apa kamu makan aja semua." Tukasnya. "Biar gak sering pusing tuh emang sarapan karbohidrat kuncinya, besok aku bikinin lagi nasi goreng spesial, mau?"

Alyssa menatap Chandra tertarik. Harus ia akui nasi goreng suaminya itu memang lebih enak dari buatannya, ia tidak keberatan untuk merasakannya lagi besok.

"Hm.. sounds tempting.." Katanya mengangguk sambil tersenyum.

Tak lama setelah ia selesai sarapan, Alyssa mulai bersiap untuk pergi.

"Bener gak mau aku anterin sampe ke kantor?"

"Bener 1000%, mobil kamu bau, setiap naik itu aku pengen muntah." Katanya. Chandra menganti parfum mobilnya kala itu yang membuatnya kini sedikit enggan setiap ia menawarinya pergi bersama menggunakan mobilnya. Entah mengapa parfum itu selalu berhasil membuatnya mual, bukan mual biasa, tapi mual yang selanjutnya membuat Alyssa lemas tidak berdaya. Hari ini ia tidak bisa mengambil risiko untuk itu, walaupun sebenarnya Chandra mengatakan padanya bahwa ia telah mengganti parfum mobilnya dengan yang sebelumnya ia gunakan.

Tangled UpWhere stories live. Discover now