TIGA PULUH DUA- THE SURPRISE

3.6K 340 16
                                    

Sambil menggenggam tangannya, Chandra membawanya berjalan menuju lobby gedung rumah sakit itu. Tubuhnya masih terasa lemas, namun ia merasa lebih baik setelah dokter memberinya cairan infus dan vitamin. Ia tidak bisa memungkiri bahwa selain obat dan vitamin itu, alasan tubuhnya semakin membaik juga disebabkan oleh kedatangan Chandra ke rumah sakit malam kemarin. Renata ternyata diam-diam menelepon Chandra tanpa sepengetahuannya untuk memberitahukan kondisinya. Awalnya ia kesal pada rekan kerjanya itu, karena ia tidak berencana untuk menghadapi Chandra saat itu. Namun ternyata ketika akhirnya ia bertemu dengan Chandra malam itu, ia baru tersadar bahwa Chandra lah yang ia butuhkan untuk menenangkan hatinya, tubuhnya pun bereaksi baik setelah kedatangannya. Semuanya benar-benar terasa lebih baik karena Chandra berada di dekatnya, memeluknya erat dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Abis ini kamu mau makan siang dimana? Dokter bilang kamu gak dikasih pantangan makan apapun, katanya kamu harus banyak makan supaya lebih kuat."

Ia hanya terdiam di sampingnya.

"Kita bisa makan apapun yang kamu mau, aku traktir.. hari ini dan besok aku cuti, aku bisa temenin kamu seharian.." Katanya lagi. "I'm yours, fully.." Lanjutnya mencoba tersenyum.

Alyssa masih bergeming.

"Kamu masih gak mau ngomong sama aku?" Tanya Chandra padanya, Ia sebenarnya bisa merasakan rasa frustasi dari tatapan matanya. Namun ia tetap bergeming, seperti biasa, dirinya akan diam seribu bahasa jika ia sedang marah atau kesal pada siapapun, termasuk Chandra yang telah sering memakan asam manis amarahnya. Sejak malam kemarin dirinya memang sama sekali belum menggubris perkataannya. Ia tidak bercerita apapun padanya tentang kenapa dirinya bisa berakhir di rumah sakit dan ia juga tidak mengatakan apapun tentang penyebab utama mengapa ia bisa tak sadarkan diri kemarin sore.

"Yaudah gak apa-apa kalau kamu belum maafin aku, I deserved it.. kamu bisa marah sama aku sampai kamu merasa itu cukup.." Katanya. "Tapi satu hal yang kamu harus tahu, aku masih akan memegang janji aku sama kamu, no matter how much you try to push me away away, I will always come back to you.." Katanya.

Alyssa tersentuh mendengar perkataan itu darinya, matanya mulai berkaca-kaca.

Alyssa perlahan menghela nafasnya. Tentu saja ia ingat permintaannya dulu. Pria itu kemudian menunduk dan menatap matanya. "Aku ambil mobil dulu.. kamu tunggu di lobby aja ya, kalau ke parkiran nanti panas." Katanya.

Namun ketika Chandra melepas genggaman tangannya, tubuhnya tiba-tiba kembali merasa tidak nyaman. Refleks ia kembali menggenggam tangan pria itu. Hal yang kemudian membuat Chandra terkejut dan menoleh padanya.

She feels better again.. this is weird..

"Mau ikut ke parkiran? Tunggu di mobil aja mending Ca." Katanya. Namun ia tidak melepaskan genggaman tangannya. Di dalam hatinya ia sedang mengutuk dirinya sendiri. Oh why..

You really don't let me mad at him, do you?

Alyssa's Memory

"Gue bakal bilang ke Bu Ani kalau lo lagi gak enak badan Al.. lo ngapain ke kantor?"

"Ibu Ani teleponin gue dan kirim gue berpuluh pesan singkat, katanya gue gak masuk akal dan drama karena tiba-tiba ingin mengundurkan diri dari proyek ini." Katanya. "Satu hari udah cukup Ren gue diteror sama dia seharian, mungkin memang gue harus jelasin langsung ke dia."

"You don't have to if you're not ready.."

"No. I think I have to." Katanya.

Alyssa mengernyit karena tiba-tiba kepalanya terasa kembali berdenyut. Tadi malam ia tidak bisa tidur karena teror yang dilakukan bos-nya itu, semuanya diperparah oleh pertengkarannya dengan Chandra karena fakta tentang Reva yang baru saja ia ketahui.

Tangled UpNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ