58. Ekstra part II

47.6K 2.2K 197
                                    

Tolong ingatkan jika ada typo man-teman

*
*
*

"Papiiiiiiiiiii!" teriak bocah berumur 5 tahun.

"HUAAAAA PAPIIIIIII!" tangisnya.

Arga menghampiri dua anaknya, dilihatnya Darren yang tengah berusaha menenangkan Caramel yang tengah menangis histeris.

"Loh, kenapa ini?" bingung Arga.

Iya, Fiona telah melahirkan beberapa tahun lalu, kemudian ia mempunyai anak kembar, yang satu perempuan dan yang satu laki-laki.

"Papi hiks...Abang nakal hiks.." tangisnya dengan langsung memeluk kaki Arga.

Fiona menghampiri mereka yang tengah ribut-ribut, dengan membawa satu nampan berisi makanan ringan dan minuman.

"Ini kenapa? Darren? Kamu apain adik kamu hm?" tanya Fiona dengan menghampiri Darren.

Darren menyengir, "Darren gak sengaja rusakin boneka Cara Mih, maap ya," ucapnya nyengir kuda.

Arga menggeleng melihat kedua putra putrinya, "Cup cup, udah ya nanti kita beli boneka lagi," kata Arga dengan mengelus rambut pendek Caramel.

Caramel sesenggukan dibuatnya, lalu samar-samar ia mengangguk, "Pokoknya Cara marah sama Abang!" ketus Caramel membuang muka.

"Mami, gimana dong! Masa Cara marah si," ujarnya dengan sedih.

Fiona menggeleng pelan, "Abang minta maaf gih,"

Darren mengangguk, meski ia sangat suka menjahili Adiknya, tapi ia juga sangat takut jika Caramel marah padanya."Cara, Abang minta maap ya!" ujarnya dengan menyengir kuda.

Caramel menggeleng, "Gak mau! Abang jahat!" sewotnya.

Arga memegang pundak kecil Caramel, "Sayang, gak boleh gitu," tegur Arga.

Caramel melirik Darren dengan ekor matanya, lalu tersenyum. "Oke deh Caramel maapin, tapi Abang harus jadi kuda dulu, Cara pengen main kuda-kudaan!" seru Caramel dengan menghapus kasar air matanya.

Darren melongo dibuatnya, lalu detik berikutnya ia mengangguk, "Ayo princes! Kita main kuda-kuda an!" kata Darren dengan memposisikan merangkak pada lantai.

Caramel tersenyum, kemudian ia berlari kecil untuk menggapai tubuh Darren, "Yuk jalan!" serunya ketika sudah di punggung Darren.

Darren melangkahkan kaki dan tangannya, lalu mulai berjalan.

Arga dan Fiona saling tatap, lalu Arga membisikan sesuatu di telinga Fiona, "Kita juga main kuda-kudaan yuk!" bisiknya pelan.

Spontan Fiona mencubit lengan Arga, "Apaan si Mas!" ketusnya malu-malu.

Arga terkekeh, lalu mencubit kedua pipi Fiona, "Bikin satu lagi gak apa-apa kan?" godanya membuat pipi Fiona semakin panas.

"Ih! Udah tua juga sok-sok an pengen punya anak lagi!" cibirnya.

"Umur 31 tahun masih terlalu muda sayang," bisiknya lalu mencium pipi Fiona sekilas.

Fiona menggeleng, "Gak! Dua aja udah cukup Mas," balasnya dengan senyuman yang begitu manis.

Arga memutar bola matanya malas, padahal lagi ingin, tapi Fiona menolaknya.

Cup

Arga mencium bibir Fiona sekilas, lalu tersenyum, "Oke deh gakpapa!" serunya.

"Papi!"

"Mami!"

"Caramel juga pengen di cium bibirnya sama Papi!"

Arga {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang