44

25.4K 2.7K 650
                                    

Typo bertebaran😂

*
*
*

Sudah seminggu, Arga masih belum membuka matanya, bahkan detak jantungnya semakin lemah dan menurun.

Dan seminggu itu juga, Fiona terus menemani Arga, ia tidak peduli akan kesehatannya, bahkan tubuh Fiona terlihat sangat kurus.

"Makan dulu Fi," ucap Ajeng lembut.

Fiona menggeleng masih terus menggenggam tangan Arga yang begitu dingin dikulitnya.

"Kalo kamu gak makan, nanti Arga sedih," bujuknya.

Fiona kembali menggeleng, lalu menatap Ajeng dengan mata sayunya, "Arga kapan sadar mah? Fio kangen," lirihnya.

Ajeng memeluk tubuh Fiona dari samping. "Arga pasti bangun sayang,"

Fiona menangis dalam diam di pelukan Ajeng.

Niiitttttt

Tiba tiba mesin EKG berbunyi nyaring dan menandakan garis lurus dilayar EKG.

"Dokter! Dokter!" panik Ajeng.

Fiona menangis histeris sambil berusaha membangunkan Arga.

"Arga bangun Ga, bangun!" Fiona terus menggoyang goyangkan tubuh Arga.

Hingga decitan pintu terbuka, dan masuklah seorang dokter dengan beberapa suster.

"Mohon tunggu diluar!" perintah suster itu.

"Gak!" bentak Fiona.

Ajeng menyeret tangan Fiona supaya keluar di dalam ruangan, namun tangan Fiona terus memegang brankar kasur dengan kuat.

Niiiiittttttttttttt

Para dokter dan suster tidak menghiraukan Fiona, langsung saja ia mengambil alat pacu jantung dan menempelkannya pada dada Arga.

Fiona semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Arga dan mencium punggung tangannya.

Dokter itu kewalahan, saat detak jantung Arga masih bergaris lurus.

Hingga..

"Kita udah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien, namun Tuhan berkehendak lain." Ucap sang dokter.

"BAJINGAN!" maki Fiona pada sang dokter.

"JANGAN LEPAS ALATNYA! ARGA GUE MASIH HIDUP ANJING!"

Fiona memeluk tubuh Arga yang begitu pucat dan lemah, ia menangis histeris. Rasanya ini seperti mimpi.

"Arga..hiks.." tangisnya.

Fiona mencium bibir Arga, sambil melumatnya pelan.

Nitt..nitt..

Sungguh keajaiban Tuhan! Jantung Arga kembali berdetak, meski sangat lemah dan lambat.

"Teruskan! Jantung pasien kembali berdetak!" suruh sang dokter.

Fiona tersenyum tipis, lalu kembali melumat bibir Arga pelan.

"Kamu harus selamat Ga," batin Fiona.

Hingga akhirnya, Fiona melepaskan tautan bibirnya, dan menatap mesin EKG yang menunjukan detak jantung Arga.

"Alhamdulillah, ini benar benar kehendak Tuhan dan cinta kalian. Pasien tidak jadi meninggal," ucap sang dokter.

Suster menatap haru pasangan kekasih ini, lalu kembali merapihkan alat alat pasien, kemudian pergi dari ruangan Arga.

"Mah!" panggil Fiona.

Arga {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang