Suasananya masih agak santai waktu segerombolan mahasiswa berlari mundur ke arah mereka.

Shasha panik.

Bayu juga, tapi tidak lama sampai dia menghentikan seseorang untuk ditanyai. "Bro, ada apa pada lari ke belakang?"

"Gas air mata. Lo pada stay safe ya."

"Thanks, Bro."

Karena mereka ada di zona aman, ketiganya cukup tetap berada di tempatnya saja. Sampai tiba-tiba Rino muncul dengan napas terengah-engah. Ternyata dia ada di barisan terdepan, kantong matanya sudah diolesi pasta gigi dan wajahnya tampak sangat kusam.

"Buset, No!" celetuk Calvin.

"Mundur mundur." Rino mendorong mereka menjauh.

"Mundur apaan? Ini zona aman," kata Bayu.

"Ada yang kena gas air mata."

"Mahasiswa atau massa?"

"Banyak pokoknya. Ya mahasiswa ya massa. Tadi gue lihat ada yang pakai almamater kayak kita. Pas gue mau samperin malah gue didorong ke sini, anjing!"

"Lah cewek apa cowok?"

"Cewek. Kayak Nina."

Detik itu juga Bayu langsung melesat pergi.


**


"Itu almamaternya mending dibuka aja Mbak, biar nggak terlalu sesek." Aji langsung lari ke teras pertokoan waktu lihat cewek pakai almamater yang sama dengannya sedang digotong, benar saja ternyata Nina.

"Iya, Ji."

"Kenapa sih?" tanya Aji heran. "Kenapa mesti di depan padahal depan barisannya cowok. Untung ada yang nolongin, kalau enggak gimana?"

"Nggak usah nyolot juga, Ji!" Nina jadi ikutan nyolot.

Aji mendecak, lalu meraih botol minum dari dalam tasnya diberikan pada Nina. "Minum dulu."

"Ini dikasih minum lagi perut gue kembung lama-lama."

"Mau apa?"

"Nggak mau apa-apa."

"Udah makan?"

"Udah."

Sementara yang dikhawatirkan sudah mulai membaik, Bayu masih kelimpungan mencari dimana temannya diamankan. Sampai dia melihat kerumunan yang masih melingkar.

"Sori, misi. Temen gue," kata Bayu berusaha menerobos walau harus terdorong sana-sini.

Bayu lagi-lagi mengintip sambil terus mencoba sampai ke barisan terdepan.

"Temen gue," ulang Bayu sekali lagi dengan suara yang lebih lantang. Bayu bisa merasakan beberapa lirikan tertuju ke arahnya, tepatnya ke almamater yang dikenakan. Barulah setelah itu dia mendapatkan jalan untuk maju.

Bayu menghela napas lega melihat sudah ada Aji di sana dan keadaan Nina sudah baik-baik saja. Cuma masih kelihatan berantakan.

"Pulang aja, Mbak, istirahat." Aji menyarankan.

"Iya pulang aja," sahut Bayu membuat Nina dan Aji kompak menoleh. "Lo tadi bawa motor atau bareng bis, Ji?"

"Bis," jawab Aji.

"Yaudah lo di sini aja, cari temen-temen yang lain jangan misah," instruksi Bayu tegas. "Nina balik sama gue. Gue bawa motor."

"Oke, gue duluan ya."

Perfect HousematesWhere stories live. Discover now