42 - Goresan Warna Penuh Memori

64 28 22
                                    

Ost. for this chapter:
Jeong Sewoon - Draw You

🔸🔸

Kebahagiaan yang utama akan datang dari sendiri, tapi keberadaan seseorang mampu membuatnya terasa lebih sempurna. Sebuah pernyataan yang diakui oleh gadis bernama lengkap Shin Hyora. Kekhawatiran gadis itu perihal cinta seketika luruh, menyisakan seluruh kegembiraan yang diciptakan oleh Jihyuk. Ada banyak hal yang ia rasakan.

Jika biasanya Hyora hanya akan menikmati makan malam kemudian tertidur lantaran terlalu lelah dengan pekerjaan, sekarang gadis itu justru menghabiskan waktu malamnya di telepon. Bertegur sapa dengan lelaki yang menjadi kekasihnya guna melepas penat, menceritakan bagaimana hari yang telah berlangsungㅡmeluapkan segala keluh kesah. Saling melempar canda sampai rasanya malam pun tidak sepanjang biasanya.

Hyora tengah bermain dengan pikirannya, mengingat satu per satu hal yang membuatnya takut untuk menjalin suatu hubungan. Perkara selisih paham yang umum terjadi. Ia dan Jihyuk sudah bersahabat belasan tahun dan bukan berarti keduanya tidak pernah berkelahi, tapi setiap permasalahan yang terjadi selalu berakhir membaik. Bagaimana dengan akhir cerita seperti Aeri dan Hajoon? Hyora rasa ia tidak perlu merasa cemas karena sejauh Jihyuk pergi, lelaki itu akan selalu kembali seperti yang sudah terjadi sebelumnya.

Sekarang Hyora hampir tidak menemukan rasa takut seperti itu di dalam dirinya, terlebih ketika Jihyuk yang disambutnya di depan pintu itu mengembangkan senyum. Begitu tiba di bagian tengah rumah Hyora, lelaki itu tidak sedikit pun melepas manik hitamnya dari beberapa lukisan yang terpajang. Bukan hal yang mengejutkan sebenarnya mengingat sang pemilik rumah memang sangat mencintai seni.

"Lihat semua lukisan ini? Kapan kau punya banyak waktu kosong untuk membuat semuanya?" tanya Jihyuk seraya berjalan menuju sofa tengah.

Sontak Hyora juga ikut mengamati benda-benda yang terpajang di dinding. "Beberapa adalah lukisan lama yang memang baru kupajang, sebagiannya lagi kubuat ketika ada waktu libur selesai proyek resital."

Jihyuk mengangguk paham jika gadis yang bersamanya akan selalu memanfaatkan waktu luang demi mengasah kemampuan. Hyora dan dirinya tidak berbeda jauh, keduanya bersifat ambisius.

Lelaki yang menjadi tamu itu sudah mendudukkan diri di sofa, tapi kemudian menoleh ke belakang. Matanya mencari keberadaan Hyora dan kembali menghadap depan setelah menemukan gadis itu.

"Kau harus melukis wajahku juga."

"Apa?"

Begitu mendengar permintaan Jihyuk, Hyora menghampiri lelaki itu dengan wajah terkejut. Ikut duduk bersamanya sambil menanti penjelasan atas permintaan yang terasa tiba-tiba.

Memandang Hyora yang sepertinya sama sekali tidak mengerti tentang maksud yang ingin disampaikan Jihyuk, ia mengangkat kedua alis. "Anggap saja aku sedang berusaha mewujudkan hal pertama yang bisa membuatmu bahagia."

Hyora hampir saja ingin menanggapi perkataan Jihyuk dengan tawa jika rasa tidak percaya tidak lebih dulu mengusik. Mulut gadis itu membulatㅡseiring dengan matanya, sedangkan Jihyuk masih menunjukkan raut wajah santai.

"Kau sungguh-sungguh dengan perkataanmu itu?"

Hanya sebuah senyuman yang ditampilkan oleh Jihyuk, tapi Hyora bisa mengenal tatapan yang sedang disorotkan ke arahnya. Jihyuk tidak pernah main-main dengan kalimatnya.

"Oke, aku mengerti. Tunggu di sini!"

Lantas, Hyora segera mengangguk, menyetujui permintaan Jihyuk. Kakinya bergerak cepat menuju kamar tidur untuk mengambil beberapa peralatan lukis yang tersimpan. Dalam hitungan detik, sebuah kanvas putih berukuran sedang sudah berdiri di hadapan Jihyuk. Dengan palet dan beberapa kuas yang berada di genggaman tangan Hyora, gadis itu berkacak pinggang.

FORELSKET - New Version ✔Where stories live. Discover now