41 - Bintang Menjadi Saksi

82 35 14
                                    

Ost. for this chapter:
Park Janghyun - Two People

🔸🔸

Seorang lelaki dengan sweater putih yang cukup tebal masih berjalan di sisi Hyora. Keduanya telah menghabiskan waktu yang sangat menyenangkan seharian penuh. Namun, seolah masih belum ingin berpisah, Jihyuk justru mengajak seseorang yang terus melangkah dalam diam itu ke suatu tempat. Lokasi yang sudah jelas familier dengan Hyora.

Kaki keduanya tengah menyusuri jalanan sepi. Kalau bukan karena menuruti keinginan Jihyuk, memang siapa yang mau keluar saat malam seperti ini? Dinginnya udara bahkan begitu menusuk dan Hyora juga merasa cukup lelah sepulang dari Seoul Forest. Tidak tahu ke mana lelaki itu akan membawanya pergi, ia memutuskan untuk tidak menanyakan apa pun dan hanya mengikuti arah kakinya melangkah.

Hyora hanya memandangi sekitar. Gadis itu ingat bahwa sepertinya ia pernah datang ke daerah tempat mereka berada sekarang, tapi suasana malamㅡyang minim cahayaㅡmembuat Hyora berhenti menduga. Ia cukup buruk dalam mengenali lingkungan ketika gelap. Masih ada dalam rangkulan Jihyuk, Hyora sedikit mengangkat kepala untuk melihat wajah lelaki itu. Lelaki itu sadar, tapi masih menutup mulut.

"Kak Jihyuk, sebenarnya kau ingin mengajakku ke mana?" Akhirnya Hyora memutuskan untuk bertanya guna menyingkirkan tanda tanya yang tercipta sepanjang perjalanan.

Begitu kaki Jihyuk berhenti melangkah, Hyora sedikit terusik. Gadis bermarga Shin itu mengikuti arah pandang lelaki di samping. Tidak banyak yang dapat ditangkap oleh netranya. Hanya sebuah tempat luas tanpa atap yang terbuat dari kayu. Ada dua buah lampu persegi yang terletak di sisi kanan dan kirinya. Belum sempat memperhatikan tempat lebih jauh, Jihyuk sudah lebih dulu mengajaknya berjalan kembali.

Dengan kaki yang dibiarkan menggantung, Hyora sudah duduk di atas sana dan sedang mengamati pemadangan malam. Karena berada di tempat yang lebih tinggi, ia bisa melihat cahaya lampu dari beberapa rumah di sekitarnya. Warna-warna senada itu juga terlihat bagus ketika langit menghitam.

"Ah! Bagaimana aku bisa tidak mengenalinya sejak tadi?" gerutu Hyora setelah menyadari tempat yang terbilang cukup sering dikunjungi. Ia menjeling. "Kau juga tahu tempat ini rupanya? Luar biasaㅡ"

Seketika ingatan gadis berambut cokelat tua itu kembali pada saat dirinya memergoki Jihyuk. Lelaki itu mengikutinya tepat setelah Hyora meninggalkan kafe. Sudah pasti bahwa ia juga melihat Hyora di tempat mereka berada sekarang.

"Benar juga. Kau pasti tahu tempat ini karena pernah mengikutiku."

"Eung. Pemandangan ketika malam terlalu indah untuk dilewatkan seorang diri. Karena itu, aku mengajakmu," tanggap Jihyuk kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke atas. "Lihat di sana!"

Hyora mengalihkan sorot matanya mengikuti arah yang lelaki itu tunjukkan. Gelapnya angkasa terlihat begitu menarik dengan kehadiran benda langit yang tersebar dengan cahayanya. Binar rembulan menyempurnakan keindahan tersebut. Menemani mereka yang memilih untuk menghabiskan malamnya berdua.

Laki-laki di sebelah Hyora tengah membaringkan tubuh supaya lebih leluasa menikmati wajah angkasa. Dengan kedua tangan yang diletakkan di bawah kepala sebagai alas, ia menoleh. Mengalihkan tatapannya dari keindahan malam sebentar. "Memandangi bintang sembari berbaring terasa lebih menyenangkan. Cobalah."

Suara baritone itu berhasil mengambil alih atensi Hyora. Mengikuti apa yang dikatakan oleh Jihyuk, Hyora juga merebahkan badannya di samping lelaki itu. Kedua tangan ia letakkan di atas perut. Apa yang dikatakan Jihyuk benar. Gadis yang tengah mengurai rambutnya itu memejamkan salah satu mata kemudian mengangkat tangan dengan telapak terbuka ke arah langit. Berupaya menangkap satu per satu bintang yang ia lihat.

FORELSKET - New Version ✔Where stories live. Discover now