40 - Gelisah Antara Kata Bahagia

66 33 8
                                    

Ost. for this chapter:
Stella Jang & Lee Minhyuk - Beautiful Mint Life

🔸🔸

Suara rantai sepeda yang bergesekan dengan gerigi roda belakang menjadi satu-satunya suara yang terdengar jelas. Memiliki area yang luas dan sangat terbuka membuat lingkungan terasa lebih tenang. Kebanyakan dari mereka yang datang memang untuk menenangkan diri dengan menikmati udara sejuk Seoul terlepas dari jalanan ibu kota.

Hyora dan Jihyuk mengayuh pedalnya dengan pelan sehingga tidak melewatkan satu pun spot menarik. Sejauh matanya memandang, hanya menemukan hamparan rumput luas dengan pohon-pohon menjulang tinggi. Terdapat pula danau di antara pohon-pohon tersebut. Airnya jernih sehingga dapat melihat pantulan diri dengan jelas, pun bayangan pepohonan yang berjejer di sisi danau bisa terlihat menarik. Spot-spot yang ada di area tersebut memiliki daya tarik masing-masing. Setiap kali sepedanya melaju, Hyora tidak lelah mengucap kata takjub.

"Aku ingin berlama-lama saja di sini sepertinya," ujar Hyora sembari menoleh ke belakang sesaat.

Merasa keputusan untuk mengajak Hyora pergi ke Seoul Forest adalah hal baik, Jihyuk pun menanggapi, "Tempat yang menyatu dengan alam memang tidak pernah mengecewakan. Tunggu sebentar lagi, kau pasti akan menyukainya."

"Ikuti aku, biar aku tunjukkan tempat yang lebih menarik!" perintah Jihyuk ketika sepedanya sudah melaju lebih cepat daripada Hyora, berada di barisan depan secara tiba-tiba.

Membuat gadis yang diajaknya bicara itu tersentak kaget, tapi tetap mengikuti perkataannya.

Ban sepeda berdecit ketika sudah sampai di tempat yang sejak tadi disebut-sebut oleh Jihyuk. Usai memarkirkan sepedanya di tepi jalan, laki-laki yang sudah lebih sampai itu tersenyum puas sembari melipat kedua tangan. Benar, musim gugur dan tempat ini adalah sebuah perpaduan yang indah.

Pohon-pohon ginkgo dalam jumlah banyak berjejer rapi dengan jarak yang tidak terlalu jauh, membuat jalur kecil sendiri yang dapat ditapaki. Warna kuning dan oranye yang mendominasi dedaunan pun memberikan warna yang menarik jika dipadukan dengan cokelat tua batang tersebut. Hyora bahkan sampai harus mendongakkan kepalanya untuk melihat seberapa tinggi pohon yang berdiri kokoh di hadapannya.

Bunyi gemerusuk terdengar jelas ketika Hyora menginjakkan kaki di atas dedaunan kering yang berjatuhan. Mendekatkan diri dengan salah satu pohon yang ada di sana, menghampiri Jihyuk. Kedua netranya terus melihat ke arah atas kemudian menyapu ke sekitarnya. Terlalu sayang untuk diabaikan.

"Astaga! Bagaimana bisa aku tinggal di Seoul, tapi baru menemukan tempat sebagus ini?" tanya Hyora pada dirinya sendiri.

Seseorang yang masih memandang ke arah depan pun menyahut, "Bagaimana bisa kau pergi ke tempat seperti ini kalau pikiranmu hanya terus tentang pekerjaan?"

Gadis itu tersenyum kemudian menampilkan deretan gigi putihnya. "Kau benar."

"Ah!" Hyora berteriak sendiri sampai lelaki yang bersamanya menoleh. "Ayo kita berfoto di sini!"

Ia menarik lengan laki-laki yang lebih tinggi darinya 14 cm. Sementara itu, yang diajaknya masih terlihat kaget karena Hyora tiba-tiba membawa tubuhnya pergi mengikuti ke mana kaki gadis itu melangkah. Hyora merogoh sebuah ponsel dari dalam tas kecilnya kemudian matanya mengarah ke kanan dan kiri. Mencari seseorang yang bisa membantunya mengabadikan momen.

Hyora dengan Jihyuk sudah berjalan lebih jauh. Sengaja memilih lokasi yang agak jauh supaya lebih indah pemandangannya ketika difoto. Sembari masih memegangi lengan seseorang yang sudah berada di sebelahnya, Hyora meletakkan telapak tangan kirinya di samping wajah.

FORELSKET - New Version ✔Where stories live. Discover now