13 - Dua Sisi Berbeda + TRAILER 2

248 109 72
                                    

Halo! Karena kebetulan banget kepikiran ide sekaligus dapat lagu yang cocok, aku bikin trailer kedua untuk FORELSKET! Senang banget bisa menyelesaikan trailer ini huhu ❤

Sebelum melanjutkan baca chapter ini, coba intip dulu trailer kedua di bawah ini yuk! Ada gambaran untuk kamu yang penasaran cerita ini bakal seperti apa.

Happy watching!

🔸🔸

Bunyi derit pintu membuat sepasang manusia yang berada di ruang tengah mengalihkan pandangannya. Laki-laki yang baru tiba dua menit lalu itu melangkah masuk usai melepaskan alas kaki. Senyumnya terulas, membalas salah seorang yang juga melemparkan senyum padanya. Wanita paruh baya menghampiri lelaki itu, menyodorkan segelas air minum yang telah disiapkannya.

"Kau pasti lelah, 'kan? Segeralah istirahat," ujar Soohwa, ibu Wooyeon.

"Iya, Bu. Segera setelah aku mengganti pakaian," tanggap Wooyeon kemudian beralih untuk meletakkan gelas miliknya. Lelaki itu sempat melirik ke arah sofa, tapi seseorang yang ada di sana ternyata masih juga enggan bicara.

"Kau sudah berada di rumah pada jam seperti ini?"

Ketika hendak melangkahkan kaki, suara tersebut kembali membuat Wooyeon terdiam di tempatnya. Oh, bicara juga akhirnya meski jauh dari yang diharapkan oleh laki-laki itu. Kedua ujung bibir Wooyeon tertarik perlahan ke atas sebelum ia menoleh.

"Hari ini adalah hari libur Wooyeon. Kita bisa menghabiskan waktu bersama-sama. Bagus, bukan?" Soohwa berpindah, tidak lagi berdiri di dekat Wooyeon. Wanita itu mendudukkan tubuhnya di sofa, mendekatkan diri dengan sang pemberi pertanyaan.

"Seseorang harus bekerja lebih keras lagi jika ingin berhasil. Ayah selalu mengatakannya padamu, ingat?" Tatapan pria itu masih terfokus pada lembaran koran yang ada di tangannya. Nada bicaranya terdengar begitu dingin.

Soohwa sontak menoleh. "Keberhasilan seperti apa lagi yang ingin kau lihat dari Wooyeon? Dengan apa yang sudah didapatkannya sekarang, bukankah anak kita sudah lebih dari kata berhasil?"

Tampaknya sang ibu lebih merasa tidak nyaman dengan perkataan pria di sebelahnya, sementara Wooyeon masih bergeming. Bukan pertama kalinya Wooyeon mendapatkan perlakuan seperti itu. Semakin lama, rasanya ia sudah semakin kebal.

"Apa Ayah sebegitu tidak inginnya melihatku?"

"Wooyeon!" pekik Soohwa segera, menunjukkan ketidaksetujuan. "Kau tahu kalau ayahmu belum lama kehilangan pekerjaannya, 'kan? Pikirannya sedang tidak stabil dan sama sekali tidak seperti yang kau katakan."

Laki-laki yang baru saja disebutkan namanya itu mengangguk paham. Terlampau paham, melebihi Soohwa. Wooyeon mengetahui semua alasan di balik sifat ayahnya yang belakangan tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengannya.

"Ibu, aku ke kamar dulu," pamit Wooyeon. Lelaki itu memilih untuk menyudahi pembicaraan secara sepihak. Mau sebanyak apa pun kalimat yang terlontar dari mulutnya, sang ayah juga tidak akan mendengarkan. Percuma.

Samar-samar lelaki itu mendengar bahwa Soohwa masih saja berbicara pada ayahnya. Tentang bagaimana seharusnya pria yang menjadi kepala keluarga itu memperlakukan sang anak. Soohwa adalah penengah di antara keduanya. Jika terus bersikap keras kepala, tidak akan ada yang ingin mengalah.

"Ayah sudah pernah merasakan kegagalan, makanya tidak ingin hal yang sama juga terjadi padamu. Seharusnya kau mengerti itu," ujar sang ayah sebelum Wooyeon menutup pintu kamarnya.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang