30 - Janji Teringkar

97 40 25
                                    

Ost. for this chapter:
Boramiyu - It's Over

🔸🔸

Semilir angin yang berembus terasa semakin menusuk. Tampaknya musim dingin akan segera tiba tidak lama lagi. Gadis yang tidak lagi menguncir rambut tengahnya merapatkan mantel kemudian menggosokkan tangan satu sama lain. Berupaya untuk menghangatkan tubuh sembari melangkahkan kakinya pelan. Begitu bangunan yang sudah menjadi tempat tinggal selama lebih dari empat tahun itu terlihat, senyumnya merekah.

Banyak menghabiskan waktu di luar ternyata cukup membuat Hyora merasa lelah. Terlebih karena gadis itu berjalan ke sana-sini tanpa tujuan yang jelas. Yang ada di pikiran Hyora hanyalah ia tidak boleh berada di rumah jika perasaannya belum juga membaik. Terlalu lama memiliki waktu seorang diri dalam keadaan seperti sekarang justru semakin membuatnya merasakan kesedihan.

Kaki Hyora berhenti melangkah. Ia mengejam dan menarik napasnya dalam-dalam sebelum membuka pintu di hadapan. Namun, gadis yang mendengar bunyi langkah kaki di belakangnya itu segera membuka pejaman mata. Bergegas berbalik untuk menemukan seseorang yang berjalan mendekat.

"Kau?!"

Pekikan Hyora serta-merta membuat Jihyuk mematung di tempatnya. Sebuah senyuman kikuk ditunjukkan lelaki itu, sedang Hyora akhirnya mengambil langkah supaya mereka lebih dekat.

"Jangan katakan kalau ... sejak kapan kau mengikutiku?"

Bukan menjawab pertanyaan Hyora, laki-laki yang ditanyanya justru hanya mengangkat bahu sembari masih mempertahankan senyum. Seolah mengerti bagaimana sikap Jihyukㅡbahkan sampai yang tidak ditunjukkan dengan jelasㅡgadis bermantel beige itu mengacak rambut seraya menggerutu. Spontan menutup wajah dengan kedua tangannya. Segala tingkah aneh yang Hyora lakukan, Jihyuk pasti melihatnya.

"Memang bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi seorang diri? Bisa-bisa kau melakukan hal yang lebih buruk lagi," tanggap Jihyuk kemudian menyimpan kedua tangan di dalam saku celana. Lelaki itu memandang gadis yang mulai menyingkirkan tangan dari wajahnya.

"Sudahlah, aku juga bukan anak kecil lagi." Hyora berbicara, tapi kedua matanya tidak membalas tatapan Jihyuk.

"Itu sebabnya aku merasa lega setelah memastikan kau sudah bukan seperti Hyora yang dulu."

"Wooyeon bilang kalau kau juga tahu tentang ini. Bagaimana kau bisa menjelaskannya padaku? Kau juga sama sepertinya? Berusaha menyembunyikan ini dariku?" tanya Hyora, nada bicaranya terdengar dingin.

"Begini ... aku benar-benar baru mengetahuinya dan kau juga mengerti kalau hubungan kau dan aku sedang menjauh waktu itu. Menyimpan satu kenyataan yang sangat penting bagimu juga menjadi beban untukku. Hari ini ternyata Wooyeon datang untuk memberi tahumu dan awalnya aku merasa cukup lega, tidak menyangka kalau kau akan bereaksi seperti ini."

Tetap saja, meski ada rasa bahagia yang mengetuk pintu hati Hyora, tapi sepenuhnya masih tertutup dengan kekecewaan.

"Padahal kau satu-satunya orang yang kuharap tidak akan pernah menyimpan rahasia," ujar Hyora kemudian tertunduk sebelum akhirnya menggerakkan kakinya mundur.

"Kau mau ke mana? Aku masih belum selesai bicara denganmu," tanya Jihyuk, sedikit berteriak.

Gadis yang dipanggilnya tidak menoleh atau bahkan memelankan gerakan kaki untuk menanggapi Jihyuk.

"Kau pulang saja, Kak."

Hanya kalimat tersebut yang dilontarkan Hyora, sama sekali bukan tanggapan yang diharapkan oleh Jihyuk. Lantas, lelaki itu segera menghampiri sahabatnya guna mendapatkan respon lain. Namun, nihil karena Hyora sudah lebih dulu mengunci pintu rumah tanpa menganggap keberadaan Jihyuk yang tidak mengikuti perintahnya.

FORELSKET - New Version ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang