kandang singa

28.9K 714 26
                                    

💏

Dangker yang diketuai oleh Anggara Winasta kembali bangkit untuk menantang si Raja Jalanan—Blacklist. 200 orang kini sedang berkumpul didalam Markas Blacklist guna merancang strategi perlawanan dari serangan Dangker. Seluruh anggota sedang berdiskusi tipis-tipis sembari menunggu kehadiaran ketua mereka—Arkana.

"Pisau jangan lupa," ucap Boril enteng diibalas pelototan seluruh anggota.

"Eh bego! Lo lupa perintah si Bos?" pukulan Daniel mendarat mulus mengenai punggung Boril.

"Aduh!" ringisnya. "Hehe. Lupa," mereka memang sudah dilarang keras oleh Arkana nyerang menggunakan senjata tajam dan sejenis. Walaupun lawan menggunakan cara licik sekalipun tetapi Blacklist selalu memegang teguh peraturan tersebut. Arkana bersumpah lebih baik ia kalah dengan tangan kosong dari pada menang menggunakan senjata tajam. Beruntungnya selama Arkana menjabat sebagai Ketua selalu menjadi The Win Of Raja Jalanan dengan menggunakan tangan kosong sehingga membuat kelompok lain merasa direndahkan. Dan akan selalu mengajak Blacklist untuk kembali war dengan cara-cara licik.

"Kita bagi jadi empat kelompok. Kelompok satu maju dari arah kanan, kelompok dua maju dari arah kiri dan kelompok 3 maju dari arah belakang. Terakhir biar Gue. Arkana. Daniel. Riki sama Riko maju dari arah depan ketika semua lagi nyerang." Arjuna menjelaskan sketsa penyerangan kali ini melawan Dangker. Memang jika bukan Arkana yang memberi strategi maka digantikan oleh Arjuna sementara. Hingga hasil akhir kembali menunggu persetujuan dari Ketua.

"Lokasinya dimana?" tanya Riko.

"Bulkano deket Jalan Cempaka," balas Jacob.

"Jam berapa?"

"Besok jam 10 malam."

"Oke,"

"Gue buat kelompoknya sekarang," mengambil pulpen dan kertas diatas meja. "Ada yang berhalangan hadir besok? Biar gue tau bagi kelompoknya siapa aja." Arjuna kembali bertanya dibalas gelengan semua anggota.

"Oke. Berarti bisa semua ya?"

"Bisaaaaaa," balas mereka serempak.

***

Senyumanmu.. yang indah bagaikan candu.
Ingin trus ku lihat walau.. dari jauh..

Ponsel Aruna berbunyi menandakan telfon masuk. Ia yang sedang mengunyah makanan terpaksa berhenti.

"Kenapa Shyl?" tanya Aruna to the point. Bayangkan saja, ia rela menahan lapar demi menonton drakor. Dan sekarang waktunya makan malah diganggu sama si curut satu ini.

"Arkana mau nyerang besok malem," ucapan Shyla membuatnya tersedak.

Uhukk..

Uhukk..

"Pelan-pelan bego." Shyla tertawa.

"Anjing! Serius lo?"

"Serius lah. Masa gue bohong?"

Hilanglah selera makan Aruna. Hati kecilnya merasa resah setelah mendengar Arkana ingin melakukan penyerangan. Ia harus apa untuk menghentikan ini semua?

"Tau dari mana lo?"

"Barusan Riko minta izin sama gue."

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang