kesempatan

25.7K 941 87
                                    



Ketika semua sudah berada di lantai dua. Tepat nya didepan ruangan Arkana. Semua terdiam membisu dan saling melempar pandangan. Menunggu siapa yang akan membuka pintu angker tersebut. Setelah hening beberapa menit akhirnya suara suara Zoya memecah keheningan.

"Banci lo semua. Sini gue yang buka!"

"Ya. nanti kalo Arkana marah gimana?" Mishellia menahan tangan Zoya yang akan membuka pintu tersebut.

"Marah? Seharus nya kita yang marah bego. Beraninya dia bawa Sahabat kita ke tempat biadap ini," balas Zoya dnegan nada sewot.

"Tapi yakin nih Aruna ada didalam?" tanya Ziva dibalas anggukan oleh mereka.

"Rik serius Aruna ada didalam?" bisik Shyla dibalas anggukan oleh Riki.

"Tadi si waktu kita makan diruang tamu Arkana seret arun kesini," dengan enteng nya Riki berucap seperti itu tanpa melihat situasi.

"What!! Diseret? Gila gila udah gak bisa dibiarin ni macan satu itu." Dengan tidak sabar Zoya langsung mendobrak pintu tersebut.

CEKLEKK..

•••

"Aruna! Berhenti atau lo gue lempar ke tembok!" Arkana frustasi menghadapi tikus got yang sedari dari berusaha untuk menggodanya.

"Yakin mau lempar gue ke tembok? Katanya mau aku puasin. Nih aku udah siap. Kamu udah siap belum?" pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulut Aruna. Sembari ia mengedipkan mata.

"Lo cowo apa gimana?" Aruna kembali bertanya.

"Lo takut? Apa lo ga pernah gituan ya? Ck cupu lo."

Melihat wajah Arkana yang panik membuat aruna ngakak.

"HA HA HA. Jadi seriusan lo belum pernah?" Jangan bilang ciuman sama cewek pun lo belum pernah? Wah wah wah jangan-jangan yang katanya ketua geng dan yang di takuti semua orang ini gay? Ups." Senyum kemenangan Aruna tercetak dibibirnya.

Amarah Arkana meledak mendengar tuduhan Aruna. Apa-apaan dia? Menuduh dirinya seorang gay? Membuat jiwa nya tertantang. Ini lah seorang Arkana yang dituduh gay oleh Aruna. Persekian detik posisi mereka berbalik. Ganti posisi, giliran Arkana yang berada diatas. Aruna yang tak siap akhirnya pasrah terjatuh dalam rengkuhan laki-laki itu.

Belum sempat Aruna mengeluarkan suara. Bibirnya kelu ketika melihat dirinya diserang oleh Arkana. Tetapi bukan bibir yang ia kecup, melainkan leher Aruna yang sedari tadi membuatnya tidak fokus.

"Enghhh Ark—khanaa."

Layaknya orang kesetanan. Arkana masih asik dalam permainan yang ia ciptakan sendiri dan pastinya didukung oleh perkataan Aruna yang menuduhnya adalah seorang gay. Tanpa mempedulikan pintu yang sedari tadi terbuka dan teman-teman yang sedang menyaksikan kejadian tersebut. Gerakan Arkana terhenti ketika mendengar pekikan dari arah pintu.

"Arkanaaaaaa!!"

Arkana langsung bangkit dari tubuh Aruna yang sedari tadi ia duduki.
"Shial. Lagi-lagi gue masuk ke dalam perangkap nih tikus got."

•••

Ruang tamu ~

"Maksud lo apa tadi?"

Arkana hanya menaikan sebelah alisnya.

"Lo!"

"Sabar Zoyaa. Kita ngomongin baik-baik." Mishellia berucap sambil menenangkan sahabatnya.

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang