kapan lagi?

24.4K 727 6
                                    

💏

Brakkk!

Mata Shinta membulat ketika mendapati Arkana sedang menindih Aruna dengan jarak yang cukup dekat. Perbuatan Arkana membuat Shinta menggeleng. Apa lagi setelah mendengar kalimat Aruna.

"Ayangg. Aku belum siap deh. Gimana kalau kamu nikahin aku dulu baru kita en—" belum sempat Aruna melanjutkan kata-kata. Teriakan Shinta mengagetkan kedua remaja itu. Lebih tepat Aruna yang sok kaget.

"ARKANA!!"

Arkana gelagapan mendengar teriak sang Mama. Cepat ia bangkit menghampiri Shinta.

"Mah! Ini nggak seperti yang Mama bayangin kok! Aku cum—"

Uacapan nya langsung dipotong oleh Shinta. "Mama nggak ngajarin kamu buat macem-macemin anak orang ya!"

"Enggak kok Mah, tadi ak—"

Lagi-lagi ucapan Arkana dipotong. "Enggak enggak gimana? Mama lihat sendiri loh Arka kamu yang nindih Aruna? Masa Aruna yang mau macem-macemin kamu?" cerocos Shinta.

Merasa rencana nya berhasil membuat Aruna puas. kemudian ia mengangkat suara. "Mama. Aruna nggak papa kok. Belum terjadi juga kan," ucap dengan wajah sok polos. Beda hal dengan Arkana sedang menahan diri tidak mencabik-cabik mulut busuk sok polos cewek sialan itu.

"Sayanggg. makan yuk? dari tadi kamu belum makan." Mengalihkan pembicaraan sambil menggoyang pelan lengan kekar Arkana dengan tampang jahil.

"Gue sibuk!" menyentak tangan itu keras.

Aruna sedikit menduduk. "Emangnya kenapa sih kalau aku mau makan sama kamu? Gabole ya?"

"Nggak!" tolak Arkana mentah-mentah.

Melihat Arkana mengenakan jaket kulit terburu-buru membuat Shinta mengerutkan dahi." Mau kemana kamu Arkana? Nggak kasian kamu ninggalin Aruna sendirian? Udah macem-macemin anak orang main pergi aja." Shinta menyindir.

"Aku ada urusan Mah, nggak bisa dibatalin,"

"Yaudah nggak apa-apa Mah. Aruna pulang aja." Aruna lanjut. "Mungkin Arkana mau taw—" sengaja ia tidak melanjutkan kalimat.

"Taw apa?" Shinta bertanya.

Aruna melirik sedikit pada Arkana. Cowok itu semakin emosi. Kelihatan jelas rahang yang mengeras dengan sorot mata tajam.

"Loh Mama belum tahu ya? Kan Arkana mau taw—"

"Ayo makan!" Arkana menyeret nya keluar kamar.

"Arkana lupa tawarin aku makan Mah." Teriak nya sambil terkekeh.

"Nggak usah bacot!" bisik Arkana pelan. Lalu menyeret Aruna menuju meja makan dan meninggalkan Shinta sendirian.

***

Markas Blacklist telah diisi hampir 200 orang, sambil menunggu sang Ketua hadir dalam pembahasan strategi pembalasan Dangker. Lelah menunggu
sang Ketua membuat mereka uring-uringan, ada yang sedang bermain kartu dengan lingkaran besar, ngemil sambil nonton dikarpet bulu, telfonan dengan pacarnya, bermain game dihandphone dan bahkan ada juga yang sampai kebawa tidur.

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang