menguntit

37.4K 724 14
                                    


• • •

Kringg..

Bel SMA Praharja berbunyi. Momen yang paling ditunggu oleh seluruh siswa. Mereka berhamburan keluar kelas. Menuju tempat parkir. Entah mengambil kendara'an atau menunggu jemputan.

Tetapi tidak dengan Aruna, Zoya, Ziva, Shila dan Mishel. Lima sekawan itu memilih untuk tetap diam dalam ruangan. Tidak ingin berdesakan dengan siswa lain.

Setelah menunggu sekitar 15 menit. Dirasa koridor sudah mulai sepi. Mereka memutuskan untuk pulang.

Aruna melangkahkan kaki jenjang nya menuju parkiran. Tempat ia memarkirkan kendaraan.

"Gila. Dari jarak jauh aja mobil gue cantik banget," Aruna bersuara.

"Sombong lo bangsat," sahut Ziva.

Tetapi langkah nya tiba-tiba terhenti. Ia melihat geng Blacklist berdiri disamping mobil nya. Tampang mereka sangat serius. Membuat Aruna semakin penasaran. Sehingga ia memilih untuk bersembunyi dibalik tembok dan menguping perbincangan Blacklist.

"Bos! Dangker berulah lagi," Daniel memulai percakapan.

Mendengar kata Dangker emosi mereka membara. "Ngapain lagi mereka?" Arkana dengan suara rendah.

"Kemarin mereka ngeroyok Romeo dijalan Bulkano. Tahu sendiri kan itu jalanan sepi banget kayak hati Riki," ucap Daniel.

"Ngapain bawa-bawa hati gue anjing?" lanjut Riki. "Mereka mah banci. Main nya keroyokan."

"Emang dasar nya banci mereka," timpal Riko.

"Heleh. Kayak berani aja lo," sindir telak oleh Arjuna. Mereka hanya menyengir.

Romeo adalah salah satu anggota Blacklist yang bersekolah di SMA Malanda. Berbeda sekolah dengan anggota lain. Blacklist beranggotakan 200 orang. Namun pemegang Blacklist hanya Lima orang. Yaitu, Arkana sebagai ketua. Dan Daniel, Arjuna, Riki dan Riko sebagai antek-antek.

"Markas. Pulang ganti baju." Kadang ucapan Arkana sering membuat mereka gagal paham. Tapi itu lah Arkana.

"Hah? Ke Markas ganti baju?" Daniel bertanya dengan tampang bodoh.

"Kita ke Markas bego! Ngumpulin anggota buat ngatur strategi pembalasan Dangker. Kalau Arka pulang dulu buat ganti baju. Lo buta atau gimana? Gak liat baju Arka kotor kayak apa?" Arjuna emang selalu menjadi penerjemah kalimat tidak jelas yang dilontarkan oleh Arkana.

"Santai dong anjing kalau mau ngejelasin!" balas Daniel tak kalah nyolot.

Melihat kedua temannya beradu mulut. Riki berusaha melerai. Ia bertanya kepada Arkana. "Eh Ar ngapa dah tu baju sampe kotor kayak gitu?"

"Nyebur selokan ya lo?" celetuk Riko yang dihadiahi tatapan dingin.

"Gak papa." Setelah mengucapkan kalimat itu Arkana menaiki motor besar. Melaju kencang keluar gerbang SMA Praharja.

Suasana menjadi sepi. Aruna keluar dari persembunyian. "Arjana mau nyerang? Gak akan gue biarin." Aruna membatin.

• • •

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang