26. Rahasia Jodoh

10.7K 1K 10
                                    

'carilah jodoh yang mana saat kamu bersamanya, semakin besar rasa cintamu pada-Nya. Sebab, melaluinya surga menjadi dekat dan Allah menjadi ridho'
~Ibrahim~

Di kampus, Ibrahim menyiapkan berkas-berkas yang sekiranya dia butuhkan untuk mengajukan surat pengunduran diri, dia positif akan mencobanya hari ini, mencari waktu luang sang rektor.
"Masuk"

"Eh? Hehehe saya pikir kamu nggak masuk hari ini? Tumben telat?"

"Iya, saya dari rumah tadi." Diliriknya pria berkemeja hitam yang kini duduk di meja kerjanya.

"Kenapa dari rumah? Kan jauh?"

"Kalau nggak ada hal yang sama penting, pasti saya juga nggak masuk hari ini" Rendi hanya mengangguk sambil memperhatikan pergerakan Ibrahim yang cekatan menyiapkan berkas-berkas yang perlu di ajukan.

"Mau ngajuin sekarang?"

"Iya, saya nggak mau kelamaan. Nanti orang yang curangin saya semakin menjadi. Setelah tahu rencana pengajuan resign ini," Ibra selesai menyiapkan berkasnya, semua sudah siap di dalam map.

"Oke! Saya bantu minta waktu luang rektor. Nanti saya kabari gimana? Kamu hanya siap buat berangkat?" Tawaran Rendi mengundang senyum di bibir Ibrahim.

"Kamu nggak ada jadwal ngajar hari ini?"

"Ada sih, cuma satu. Nanti jam 3 sore, jadi ya bosenlah kalau cuma keluyuran aja di kampus. Biar nggak boring"

"Terus kenapa berangkatnya pagi?"

"Ya males juga kalau di apartemen terus, nggak ada teman!" Jawabnya malas.

"Hahaha, makanya cepetan nikah! Pasti punya teman!"

"Yah! Nikah lagi yang dibahas, Males ah! Jadi dibantuin nggak?"

"Iya, jadi!"

"Ya udah, ok!"

"Itu namanya partner sejati!" Ibra memukul bahunya pelan, lalu mereka sama-sama tertawa.

~~~~~~~

"Loh Mbak Ais, sejak kapan di sini? Kok nggak ngomong kalau mau ke sini?" Suara Zahra membuat Aisyah yang sedang membereskan alat makan menoleh kepadanya.

"Eh, kamu? Iya, sejak kemarin sebenarnya." Aisyah menyelesaikan aktivitas, lalu mengajak gadis itu duduk di sofa ruang tamu.

"Sejak kemarin? Kok Mas Ibra juga nggak bilang-bilang," bibirnya manyun.

"Hemm... sebenarnya sih, ke sini karena ada sesuatu penting, jadi nggak sempat kabarin"

"Hal penting? Emang ada apa Mbak?" Raut wajah Zahra bingung.

"Ya, Mbak Rahma." Jawab Aisyah lirih.

"Oh, iya. Mbak Rahma kemana sih? Kok sejak kemarin, aku telepon hp nya mati terus, katanya mau nyusul buat nemenin Umi, tapi nggak datang-datang."

"Kamu nggak tau?" Aisyah dibuat heran, alisnya bertautan.

"Tau apa Mbak?"

"Berati mas Idris ataupun mas Ibra, belum ada yang ngasih tau?" Gelengan Zahra menjadi jawaban.

"Astagfirullah!"

"Ada apa sih Mbak?" Zahra semakin ikut bingung.

"Kami ke sini, karena mas idris nelpon dan ngabari kalau mbak Rahma kecelakaan!"

"Innalilahi!..." Zahra refleks menutup mulutnya.

~~~~~~~

Hari itu, Ibra sengaja pulang lebih awal. Dia hanya memberi tugas kepada mahasiswanya.
Mengenai surat pengunduran dirinya, pria itu sudah menyerahkannya kepada wakil rektor, dia juga sudah konfirmasi kepada rektor mengenai pengunduran dirinya, tapi suratnya akan di cek nanti saat rektor punya waktu luang. Keputusan akan diambil setelah rektor membaca surat itu dan mempertimbangkannya.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now