21. Pawang Cinta

11.9K 1K 10
                                    

'sampaikan dariku walau satu ayat'

~HR. Imam Bukhari~

Susunan acara berjalan dengan baik, Panitia mempersiapkan semuanya dengan maksimal, hingga jam menuju pukul 4 sore keramaian kampus mulai menyurut, para tamu undangan dan wali mahasiswa sudah diperkenankan untuk pulang sejak 2 jam yang lalu, sekarang hanya menyisakan mereka yang bertanggung jawab membereskan pasca acara.

Ibra mulai mengendarai mobilnya pulang, dengan bidadari cantik di sampingnya. Sepanjang perjalanan mereka diam, hanya musik shalawat yang mengisi kekosongan suasana.

Mereka cukup lelah dengan acara hari ini, terutama Ibrahim. Karena sejak tadi dia tidak berhenti mengurus properti dalam pertunjukan sebagai salah satu hiburan dalam acara itu.

Karena jalanan cukup macet, mereka sampai di apartemen sedikit telat. Ibra tersenyum melihat Aisyah yang ketiduran, 'mungkin dia lelah' pikir Ibrahim.

Ibra menepuk kedua pipi Aisyah pelan, tak lama Aisyah pun terbangun. Dia mengerjapkan matanya, lalu tersenyum dan berucap "maaf".

Ibra hanya tersenyum lalu mengajaknya masuk, mereka pulang ke apartemen hanya untuk shalat, makan, mandi.
Setelahnya mereka langsung berangkat lagi ke pesantren Al Falah, untuk meminimalisir ketelatan yang mungkin saja terjadi.

~~~~~~~

Kedatangan Ibra dan Aisyah disambut ramah oleh keluarga, mereka berbincang seperti biasa, di ruang tengah yang luas dan megah itu. Mulai dari membicarakan acara penutupan akhir semester pesantren sampai yang terakhir membicarakan calon istri Gus Arkan.

"Loh, sebentar-sebentar kok Salsa mulai nggak paham? Ini maksudnya calon? Telepon? Kangen? Apa ya?" Ujar Aisyah, saat dirinya mulai menyadari perubahan arah pembicaraan.

Abi dan uminya tersenyum, "seminggu yang lalu, kakakmu sudah mengkhitbah seorang perempuan. Dan, lusa perempuan itu baru saja memberi jawabannya. Awalnya gadis pilihan kakakmu menolak, karena dia merasa tidak pantas jika bersanding dengan Arkan, tapi setelah Arkan dapat menjelaskan semuanya, bahwa sesungguhnya derajat manusia sama di hadapan Allah. Alhamdulillah tadi pagi dia mengabari kami, dia telah mengubah jawabannya menjadi diterima." Ujar umi Nurul.

Aisyah melotot, dia beralih menatap kakaknya. Sedangkan Arkan, malah menundukkan wajahnya malu.

"Masya Allah Mas, kok Mas nggak pernah cerita sama Salsa, kalau suka sama orang sih! Kan Salsa jadi ngerasa nggak tau banget!"

"Ya iyalah nggak mau cerita, orang yang di khitbah aja sahabat kamu sendiri!" Ujar Neng Zea yang langsung mendapat pelototan dari Arkan.

"Sahabat? Sahabat Salsa? Siapa?" Tanya Aisyah, dirinya semakin menggebu-gebu ingin tau.

"Udah! Mending bahas acara nanti malam, siapa yang bakal asih Mauidzah Hasanah nanti!" Sanggah Arkan, mencoba mengalihkan perhatian.

"Ih! Mas arkan nggak usah coba alih perhatian ya! Salsa nggak suka!" Suara Aisyah sedikit meninggi.

"Humaira, udah!" Ujar Ibra mengingatkan Aisyah dengan suara lirih yang hanya dapat didengar istrinya.

Aisyah menoleh, melihat Ibra menggelengkan kepalanya sebagai tanda untuk menghentikan perdebatan. Diapun kembali menutup mulutnya, tak melanjutkan ucapan.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now