15. Gejolak Hati

12K 1K 31
                                    

'Allah! Jaga hati ini, janganlah Kau buat rasa cemburu yang berlebihan pada hambamu ini. Aku yakin, semua tidak sepenuhnya sama seperti yang terlihat'
~Aisyah~

Sekitar jam19.15 sebuah mobil BMW hitam masuk ke arena parkir apartemen. Sejak awal perjalanan Ibra dan Aisyah tak berbicara barang sedikitpun, awalnya ibra memancingnya tapi Aisyah hanya menanggapi sekenanya saja. Akhirnya Ibra menyerah.

Aisyah melangkah masuk mendahului Ibrahim.

Dalam situasi seperti ini sebenarnya  Aisyah yang kelihatan bermasalah atau dialah yang terkesan marah, Tapi sebenarnya dia tidak marah, hanya saja dia sangat malu jika harus berbicara dengan suaminya, mengingat yang sore tadi terjadi diantara mereka.
Aisyah langsung menuju ke kamarnya, kamar yang berisi barang-barangnya,dia  menghempaskan tubuhnya lelah.

"astagfirullah hal azim" lirihnya sambil memejamkan mata

Di sisi lain, Ibra masuk dan langsung mengarah ke kamarnya atau bisa disebut kamar utama mereka, dia sekilas memandang sekitar tak menemukan istrinya,dia sudah paham betul kalau istrinya pasti dikamar yang lain.

Tak ingin mengganggu diapun langsung mengambil kaos biru lengan pendek dan celana santai selutut di almari pakaiannya, tak lupa menyabet handuk merah yang tersampir di gantungan lalu dia melangkah keluar kamar menuju kamar mandi.

Aisyah yang kebetulan saat itu sedang mengunci pintu utama, melihat Ibra mengarah ke kamar mandi

"Loh? Apa GusAl mau mandi lagi? Ini kan udah malam?!" Lirihnya, tak tahan diapun melangkah cepat lalu menghentikan langkah Ibrahim dengan mencekal pergelangannya
Ibra kaget, dia menghembuskan nafas pelan lalu berputar menghadap gadisnya.

"GusAl mau mandi lagi? Inikan udah malam, nggak baik. Nanti reumatik!" Ujar Aisyah sembari menundukkan wajahnya dalam

"Aku lelah," jawab Ibrahim singkat, dia melepas cekalan Aisyah. Namun, Ibra berhenti lagi saat mendengar Aisyah bergumam, sebenarnya itu sangat lirih tapi, seorang Ahmad Alfan Ibrahim tetap mampu mendengarnya.

"Ya udah kalau gitu, Ais kan cuma mau ingetin, Ais nggak mau kalau nanti Gus masih muda udah reumatik aja," gumam Aisyah, dia pikir hanya dia yang mampu mendengarnya, Aisyah berbalik melangkah masuk ke kamar Ibrahim.

"Jadi kamu khawatir nih? Takut kalau suamimu nanti masih muda bakalan reumatikan?" Ujar Ibrahim di ambang pintu kamar mandi

'apa GusAl dengar? Astagfirullah,'

Aisyah berbalik menatap Ibrahim, dia mengangguk canggung. Ibra memutar tubuh melangkah ke arah di mana wanita itu berdiri, berdiri tepat di depan tubuhnya, dekat sekali. Aisyah kaku, tubuhnya benar-benar sudah membeku seolah oksigen telah direnggut Sang Rabb setiap pria berlebel suaminya itu berada di dekatnya.

"Kamu nggak jadi marah? Humaira?" Tanya Ibrahim, menatap gadis yang kini menunduk malu di hadapannya.

"Ais nggak marah kok!" Sanggahnya

"Bohong! Allah nggak suka sama makhluknya yang berbohong" balas Ibrahim

"Ih, beneran! Ais nggak marah, GusAl kok yakin banget Ais marah dari mana coba! Aneh!" Sanggah Aisyah

'berhasil!' batin Ibrahim, dia memang sengaja memancing emosi Aisyah supaya dia mengangkat wajahnya sendiri tanpa dia sadari.

"Iya iya sayang, aku paham kamu nggak marah cuma karena hal sepele," jawab Ibrahim

'blush'
pipinya memanas, dia membiarkan pandangannya menatap Ibrahim.

"Udah yuk masuk! Aku nggak jadi mandi" ajak Ibrahim sambil merangkul pundak kecil Aisyah masuk ke kamar utama mereka.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ