17. Pendengar kisahku

11.8K 1.1K 12
                                    

' nanti banyak yang lihatin
kamu! Aku cemburu!'
~Ibrahim~

Ibra keluar dari ruangannya menuju ke ruang rapat dosen hari ini, karena pagi tadi baru saja di beritahukan bahwa jam 9.00 akan di adakan rapat penting, berkaitan dengan hari jadi kampus bulan depan.

Di persimpangan kelas dia bertemu dengan Sinta, seorang dosen bahasa Inggris berhijab. "Pagi Pak Ibra?" Sapanya

"Pagi," jawab Ibra setelah sekilas memandangnya.

Inilah situasi yang sebenarnya sering membuat sosok seperti Ibrahim risi dalam diamnya, berdua dalam satu tempat dengan wanita yang bukan muhrimnya, meski hanya untuk berjalan beriringan.
Namun, Ibrahim selalu bisa menutupinya dengan bersikap biasa dan menampakkan wajah santainya.

"Kira-kira apa ya yang akan rektor rencanakan untuk acara tahun ini? Sepertinya akan lebih mewah dari sebelumnya," ujar Sinta sambil melirik Ibrahim yang diam di sampingnya.

"Iya, saya berpikir begitu," jawab Ibra singkat

Tak berapa lama,  ruang di sudut jalan terbuka menampilkan pria yang sejak tadi namanya telah terpanggil di benak Ibrahim.

Pria itu tersenyum lalu ikut jalan beriringan di samping Ibrahim, tak banyak bicara merekapun sampai di ruang rapat.

~~~~~~~

"Oke, semua keputusan sudah diel, dewan pengurus jika ada keperluan yang terkait acara, segera konfirmasi ke saya!" Ujar sang rektor final.

"Baik profesor," jawab profesor Maulana, selaku orang yang terpilih sebagai ketua penyelenggara acara.

"Sampai di sini, pertemuan kali ini saya akhiri wasalamu Alaikum," ujar beliau, berdiri lalu melangkah ke luar ruangan.

"Waalaikum salam," jawaban serentak semua orang di ruangan.

Semua orang berdiri dari duduknya masing-masing, ada yang langsung beranjak keluar ada juga yang bersalam-salaman dahulu.

"Hufftt" Ibrahim menghembuskan napasnya sembari mengusap rambutnya kasar.

"Hahaha udah saya duga, rektor bakal setuju sama ide saya!" Ujar Rendi memukul bahu Ibrahim pelan.

"Udahlah! Sekali-kali apa salahnya, biarin dia keluar bentar, nggak ada salahnya kan! Masa kamu kurung terus, bosan lama-lama dia!" Lanjut Rendi.

"ok ok, terimakasih atas ide anda! Keputusan telah final. Maka, saya Ahmad Alfan Ibrahim tentu bersedia membawa Aisyah Putri Salsabila selaku istri saya ke acara ini," balas Ibrahim, sedikit gusar kemudian mereka tertawa sambil berjalan beriringan.

~~~~~~~

"Loh? Jadi Ais wajib ikut?" Tanya Aisyah yang saat itu sedang menata pakaian ke dalam almari.

"Iya, itu sudah jadi keputusan rektor. Sekalian biar kenal semua katanya," jawab Ibrahim sambil selonjoran di kasur melihat apa yang Aisyah lakukan.

"Gus?"

"Hm?" Masih menatap Aisyah yang sedang membelakanginya.

"GusAl pernah pakai kemeja ini? Kok Ais nggak pernah tau?" Aisyah memutar tubuhnya menatap Ibrahim sambil mengangkat sebuah kemeja hitam gilap dengan sedikit lukisan batik di ujung lengan kanan atas.

Ibra membulatkan pandangannya, "Oh? Iya itu kemeja lama.
Males aja pakainya" jawab Ibrahim lalu duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Pakai ya? Bagus loh. kasian, masa di diemin di almari," bujuk Aisyah melangkah mendekati posisi Ibrahim sembari memberikan kemeja itu.

Lantunan Kalam Aisyah ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now